Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Daftar Presiden Indonesia yang Pernah Menjadi Pimpinan Partai Politik

Kebanyakan Presiden di Indonesia adalah pimpinan partai. Namun ada juga yang bukan.

27 September 2023 | 10.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sejarah Indonesia, kebanyakan presiden identik dengan pimpinan partai. Hampir semua presiden Indonesia berada di pucuk pimpinan suatu partai. Namun ada juga presiden yang bukan ketua partai, mereka adalah BJ Habibie dan Presiden Joko Widodo.  

Daftar presiden Indonesia yang menjabat sebagai ketua partai politik bisa saja bertambah jika Prabowo Subianto brehasil menjadi presiden. Begitupun daftar presiden yang bukan ketua partai bisa bertambah jika Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo berhasil menjadi presiden.

Dilansir dari buku Biografi Presiden dan Wakil Presiden RI, inilah deretan presiden Indonesia yang pernah menjadi pimpinan partai politik: 

Soekarno

Soekarno sebagai seorang proklamator pada mulanya pernah memimpin sebuah partai, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai tersebut dipimpinnya setelah mengalami perubahan nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai Nasional Indonesia.

Pada permulaan memimpin partai, Soekarno langsung dicap sebagai orang yang radikal oleh pemerintah kolonial. Akibatnya ia ditangkap dan dipenjara. Dalam proses pengadilannya itu, ia menulis dan membacakan pledoi yang kita kenal dengan nama Indonesia Menggugat. 

Soeharto

Presiden yang berlatar belakang militer ini ternyata juga pernah memimpin partai politik di Indonesia. Tentu kita sudah tahu partai mana yang dipimpinnya karena sangat lekat dengan pemerintahan Orde Baru, yaitu Golongan Karya (Golkar). 

Pada tahun 60-an, Soeharto mengambil alih kepemimpinan Golkar yang pada saat itu hanyalah Sekber (kumpulan organisasi kekaryaan). Bentuk organisasi yang seperti itu merupakan ide Soekarno yang ingin adanya keterwakilan seluruh golongan di Indonesia. Namun, ide tersebut diambil oleh militer dekade yang panas bagi arena politik untuk mendirikan Golkar. Sayangnya konsep keterwakilan golongan sangat jauh dalam kenyataannya. 

Gus Dur

Sosok presiden yang humoris ini ternyata juga pernah ikut mendirikan partai, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai tersebut sama-sama berasal dari lingkungan NU, tempat Gusdur tumbuh dan berkembang. 

Pada mulanya Gusdur menolak untuk mendirikan partai politik dengan basis kelompok agama. Prinsip tersebut ia pegang teguh karena ada kesepakatan bahwa NU tidak boleh terlibat dalam agenda politik apapun. Namun, pada akhirnya ia memilih mendengarkan aspirasi warga NU untuk mendirikan partai. Hal tersebut juga didorong dengan kekecewaan warga NU yang secara spontan mendirikan partai di daerah masing-masing secara mandiri. 

Megawati

Seperti mengikuti jejak ayahnya yang menjadi presiden sekaligus pendiri partai, Megawati juga pernah menjadi presiden dan ketua umum partai. Bahkan jabatan ketua umum partai masih ditempatinya sampai hari ini, tepatnya di Partai Demokratik Perjuangan Indonesia (PDIP). 

Dalam perjalanannya memimpin partai, ia menapaki jalur yang tidak mulus. Pada permulaannya menjadi ketua umum, terjadi dualisme dalam tubuh partai dengan adanya Kongres PDI (nama partainya sebelum ditambah kata perjuangan) Medan yang mengklaim Soerjadi sebagai ketua umum dan Kongres PDI Surabaya yang mengklaim Megawati sebagai ketua umum. Dualisme tersebut bahkan mengakibatkan peristiwa kelam yang dikenal sebagai "Peristiwa Kudatuli".

SBY

Sebelum menekuni hobi di bidang melukis dan bernyanyi, bahkan sebelum menjadi presiden. Susilo Bambang Yudhoyono atau yang lebih akrab disapa SBY, pernah ikut mendirikan partai yang membawanya menjadi presiden, yaitu Partai Demokrat. Partai Demokrat berdiri pada tahun 2001 setelah mengalami kekalahan dalam pemilihan Calon Wakil Presiden dalam Sidang MPR. SBY menjadi ketua umum Partai Demokrat pada tahun 2013 menggantikan Anas Urbaningrum. 

Pilihan Editor: Kaesang jadi Ketum PSI, Jokowi: Saya Restui 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus