Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Dewi Yull Berbagi Motivasi untuk Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus

Dewi Yull mengatakan, orang tua, pendamping, dan guru perlu memahami kekurangan yang terlihat merupakan kelebihan yang tersembunyi.

28 November 2020 | 16.00 WIB

Penyanyi  Dewi Yull. TEMPO/Dasril Roszandi
Perbesar
Penyanyi Dewi Yull. TEMPO/Dasril Roszandi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Dewi Yull menyemangati orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Dewi Yull mengatakan anak tetaplah karunia Tuhan dan Tuhan itu adil dan penyanyang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Tetap semangat untuk para pendidik dan orang tua. Terus berikan kasih sayang, mau mendengar, beri kesempatan mereka untuk membuktikan bakat yang belum tertampang," kata Dewi Yull dalam pembukaan Kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi tingkat nasional untuk penyandang disabilitas di Jakarta, Jumat 27 November 2020. Para orang tua, pendamping, dan guru, menurut Dewi Yull, jangan pernah lelah memberikan semangat dan tidak membedakan anak-anak mereka yang difabel maupun non-difabel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Memiliki dua anak tuli, menurut Dewi Yull, bukan sesuatu yang memberatkan hidupnya. Dewi Yull mengatakan, kehadiran anak-anak dalam kondisi apapun merupakan hadiah terindah dari Tuhan. "Saya tidak membedakan anak-anak. Kalau mereka berprestasi, saya beri apresiasi, begitu juga kalau salah, ditegur," katanya.

Panji Surya Sahetapy. (instagram/@suryasahetapy)

Dewi Yull menambahkan, orang tua, pendamping, dan guru perlu memahami bahwa kekurangan yang terlihat merupakan kelebihan yang tersembunyi. Seperti diketahui, anak Dewi Yull, Panji Surya Sahetapy telah lulus dari Associate of Science in Applied Liberal Arts -Immersions: ASL and Deaf Studies di New York, dengan gelar Cum Laude.

Surya pernah mengajarkan Presiden Joko Widodo berkomunikasi dengan bahasa isyarat saat Asian Paragames 2018. Lewat Instagram, Surya kerap berbagi pengetahuan tentang bahasa isyarat. Dia juga aktif menyampaikan pesan kesetaraan dan pentingnya aksesibilitas untuk difabel.

Mengenai aksesibilitas, Dewi Yull berharap agar film Indonesia dilengkapi dengan teks percakapan atau subtitle agar difabel tuli dapat memahami jalan ceritanya. "Anak-anak saya yang tuli memilih menonton film luar negeri karena ada teksnya, tapi film Indonesia tidak ada. Rasanya seperti menonton film tanpa suara," kata Dewi Yull.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus