Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Kediri - Hanindhito Himawan Pramana dan Dewi Maria Ulfa mendaftarkan diri menjadi calon Bupati dan Wakil Bupati Kediri periode 2020-2025. Pasangan ini mendapat dukungan seluruh partai politik di DPRD Kabupaten Kediri dan berpotensi menjadi calon tunggal di Pilkada 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kedatangan Dhito-Dewi ke kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Kediri, Jumat 4 September 2020, pukul 13.30 WIB mengundang perhatian masyarakat. Keduanya memilih mengendarai bentor (becak motor) menuju kantor KPUD yang diikuti iring-iringan pendukungnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelum berangkat ke kantor KPUD, pasangan ini mengikuti deklarasi dukungan 9 partai politik pengusung. Mereka adalah PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Golkar, Partai Amanat Nasional, Demokrat, Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera, Gerindra, dan Partai Persatuan Pembangunan. Ditambah tiga partai pendukung non parlemen, yakni Hanura, Partai Garuda, dan PSI.
“Saya berharap partai politik secara struktur bisa membantu saya untuk mencapai kemenangan dalam Pilkada 2020. Ke depan untuk kader partai sedapatnya selalu memberikan arahan ataupun pendampingan karena secara resmi 50 kursi telah mendukung saya sepenuhnya untuk menjadi Bupati Kediri,” kata pria yang akrab disapa Dhito.
Dengan modal dukungan seluruh partai politik di Kabupaten Kediri, Dhito optimistis bisa memenangkan Pilkada 2020 dengan target perolehan suara 85 persen.
Anak Pramono Anung ini juga dipastikan menjadi calon tunggal dalam Pilkada 2020 Kabupaten Kediri. Karena itu Dhito mulai memperhitungkan potensi bumbung kosong yang menurutnya lebih berbahaya dibanding calon sungguhan.
“Kalau bumbung kosong kita tidak dapat mengukur pergerakan dari bumbung kosong tersebut. Kalau kita ada lawan, kita bisa mengukur, pasti ada data-data statistik yang terlihat,” katanya.
Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDI-P Jawa Timur Budi Sulistyono yang turut mengantarkan Dhito mendaftar di KPUD Kabupaten Kediri memastikan seluruh mesin politik partai pendukung akan bekerja maksimal. Bergabungnya PPP yang sempat menyatakan abstain dinilai mampu menopang kinerja tim pemenangan Dhito – Maria.
“Itu namanya politik. Mungkin setelah dipikir-pikir untuk apa mendukung bumbung kosong, akhirnya bergabung,” kata Budi merespon keputusan PPP tadi malam.
Berbeda dengan parpol lain yang dengan suka rela memberikan dukungan kepada Dhito, Ketua PPP Kabupaten Kediri Taufik Chavifudin justru menyatakan kesedihan. Sebelumnya Taufik sudah meminta kepada DPP PPP untuk tidak ikut-ikutan memberikan dukungan kepada Dhito dengan alasan tak ingin mengekor. “Sapu bersih, Mas. Nasib orang kalah,” kata Taufik kepada Tempo.
Kekecewaan itu juga disampaikan Taufik melalui akun Facebook. Dia mengunggah foto pendaftaran Hanindhito ke KPUD dengan kalimat, “Seperti jatuh hati yang tak pernah bisa memilih. Karena Tuhanlah yang telah memilihkan. Kita tak lebih hanyalah korban. Maka kecewa adalah konsekuensi dan bahagia adalah bonus”.
HARI TRI WASONO