Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional oleh Jokowi, Begini Kisah Kakek Anies Baswedan Himpun Keturunan Arab di Indonesia untuk Lawan Belanda

Partai Arab Indonesia atau PAI pernah memiliki sejumlah peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pendirinya adalah AR Baswedan, kakek dari Anies Baswedan.

29 April 2023 | 06.00 WIB

Anies Baswedan didampingi sang istri, Fery Farhati menyampaikan pidato perpisahan di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu, 16 Oktober 2022. Dalam pidato perpisahannya tersebut Anies mengajak warga untuk terus mendukung Pemprov DKI Jakarta dalam meneruskan program-program untuk mencapai Jakarta menjadi kota global yang memberikan kesejahteraan pada warganya dan membanggakan Indonesia di dunia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Anies Baswedan didampingi sang istri, Fery Farhati menyampaikan pidato perpisahan di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu, 16 Oktober 2022. Dalam pidato perpisahannya tersebut Anies mengajak warga untuk terus mendukung Pemprov DKI Jakarta dalam meneruskan program-program untuk mencapai Jakarta menjadi kota global yang memberikan kesejahteraan pada warganya dan membanggakan Indonesia di dunia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di masa pergerakan nasional, berbagai suku dan lapisan mayarakat ikut berjuang melawan penjajahan. Termasuk para keturunan Arab yang telah lama bermukim. Salah satu tokoh terkenal dari kalangan ini adalah  Abdurrahman Baswedan atau SR Baswedan yang merupakan kakek Anies Baswedan. 

AR Baswedan merupakan salah satu tokoh keturunan Arab yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Menurut buku profil penerima gelar Pahlawan Nasional yang ditulis Kementerian Sosial, AR Baswedan lahir di Surabaya pada 9 September 1908 dan meninggal di Jakarta pada 16 Maret 1986.  

Ia tumbuh dewasa menjadi seorang nasionalis dan pejuang kemerdekaan, selain itu ia juga dikenal sebagai penulis, penyair, sastrawan, dan politisi.

Kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menggalang para pemuda keturunan Arab untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab di Semarang setelah mendirikan Persatoean Arab Indonesia (PAI). Tindakannya ini terinspirasi dari peristiwa sumpah pemuda 28 Oktober 1928.

Mengutip tulisan Buchory MS, Guru Besar Pasca Sarjana Universitas PGRI Yogyakarta, yang dimuat di laman arbaswedan.id, pada masa revolusi, AR Baswedan menyiapkan gerakan pemuda keturunan Arab untuk berperang melawan Belanda. Mereka yang terpilih kemudian dilatih dengan semi militer di barak-barak. Mereka dipersiapkan secara fisik untuk bertempur. Dia sendiri pernah ditahan pada masa pendudukan Jepang (1942).

Menjelang Indonesia merdeka, AR Baswedan menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Bersama para pendiri bangsa lainnya terlibat aktif menyusun UUD 1945.

Atas jasa-jasanya tersebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menetapkan AR Baswedan, sebagai pahlawan nasional pada November 2018. Keputusan ini tertulis dalam Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018, dengan pedoman Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Melansir dari jurnal Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Peran Sosial-Politik Partai Arab Indonesia Pada Masa Pergerakan Nasional, 1934-1942”, Partai Arab Indonesia alias PAI merupakan sebuah organisasi yang bertujuan mempersatukan golongan-golongan Arab dan mengajak masyarakat keturunan Arab untuk mengakui bahwa Indonesia adalah tanah air mereka. PAI pertama kali didirikan untuk mempersatukan golongan Arab di Indonesia yang bertikai antara golongan sayyid dan bukan sayyid. 

Atas dasar itu, A. R. Baswedan mengajak kedua golongan yang bertikai mendirikan organisasi yang dapat mewakili aspirasi masyarakat Arab di Indonesia. Pada 4 Oktober 1934, A.R. Baswedan mengumpulkan pemuda-pemuda Arab baik dari kalangan sayid maupun non-sayid dalam sebuah pertemuan atau rapat besar yang dihadiri oleh keturunan Arab, dan menghasilkan Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab.

Berdasarkan pertemuan tersebut, akhirnya disepakati dengan berdirinya PAI pada tanggal 5 Oktober 1934 di Semarang. Tujuan didirikannya PAI adalah untuk mempersatukan keturunan Arab dari kalangan sayyid dan bukan sayyid. Faktor lain berdirinya PAI adalah rangakain peristiwa dan romantika pergerakan bangsa Indonesia. 

Oleh karena itu kehadiran PAI seharusnya dinilai sebagai suatu langkah yang berani pada masa itu. Orientasi PAI tidak hanya untuk golongan Arab saja, tetapi PAI keluar dari lingkaran yang tidak ada ujungnya kepada suatu kenyataan dalam masyarakat Indonesia yang majemuk. Orientasi PAI yaitu turut terjun ke gelanggang pergerakan dan bahu membahu bersama bangsa Indonesia melawan pemerintah kolonial Belanda.

PAI sebagai salah satu organisasi yang didirikan keturunan Arab yang mengakui Indonesia adalah tanah air mempunyai peran sosial-politik yang tidak sedikit dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Antara lain mendirikan sejumlah lembaga pendidikan yang menampung murid-murid dari peranakan Arab dan pribumi, memberantas rentenier dan mengajak menggunakan produk produk dalam negeri, selain itu PAI-Istri yang merupakan organisasi yang beranggotakan perempuan-perempuan Arab yang juga sangat gencar menyuarakan emansipasi perempuan. Perjuangan PAI ini kemudian berakhir pada 1942, usai mereka dibubarkan oleh Pemerintah Jepang.  

Pilihan Editor: Anies Baswedan akan Lanjutkan Safari Politik Bersama Tiga Partai Koalisi Perubahan 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus