Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok Imam Budi Hartono menilai bergabungnya Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan ke Koalisi Sama Sama di Pilkada Depok 2024 adalah pilihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semua partai punya pilihan, dipersilakan, tidak bisa kita punya keinginan yang berbeda terus mereka dipaksa untuk ikut," tutur Ketua DPD PKS Depok usai Program Nyentil Imam di salah satu resto Jalan Raya Sawangan, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Kamis malam, 9 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Pilkada Depok 2020, PKS membangun koalisi bersama Demokrat dan PPP dengan 17 kursi ditambah Partai Berkarya dari nonparlemen. Mereka mengusung pasangan Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono.
Menurut Imam, pilihan itu hak tiap partai untuk berkoalisi ke kubu mana pun, tergantung kenyamanan masing-masing. "Saya sih berharap bisa bergabung kembali untuk yang pasti-pasti aja, Insyaallah Imam-Ririn adalah yang pasti, karena dua-duanya sudah punya tiket," tegas Imam.
Disinggung merasa kehilangan dengan berpindahnya PPP dan Demokrat, Imam mengatakan di politik tidak ada kalimat demikian. "Kalau dulu PKS di (Pilpres) 2019 bergabung dengan Gerindra untuk mendukung Pak Prabowo, tapi di 2024 pisah, enggak ada masalah, tinggal bagaimana Allah yang menakdirkan, hasil itu milik Allah bukan milik kita, yang dituntut Allah adalah usaha semaksimal mungkin," ucap Imam.
Selain kubu yang dibangun PKS bersama Golkar untuk mengusung pasangan Imam-Ririn, pada Pilkada 2024 muncul Koalisi Sama Sama yang digagas 6 partai, yakni Gerindra, PDIP, PKB, PAN, Demokrat dan PPP dengan 28 kursi.
Sementara, NasDem dan PSI yang masing-masing meraih 1 kursi, hingga saat ini belum resmi menentukan arah koalisi untuk hajat lima tahunan di Depok.