Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

DPR Minta Facebook Buktikan Kerja Sama dengan Cambridge Analytica

Facebook mengklarifikasi bahwa kebocoran data terjadi karena pihak ketiga berhasil menembus sistem keamanan data Facebook.

17 April 2018 | 14.32 WIB

Logo Facebook
material-symbols:fullscreenPerbesar
Logo Facebook

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Informasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Sukamta, mempertanyakan klaim Facebook yang membantah kebocoran data pengguna layanan. Ia pun meminta bukti kerja sama antara Facebook dan sejumlah penyedia aplikasi pihak ketiga yang menggunakan data Facebook.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Anda klaim bahwa Cambridge Analytica-lah yang salah, tapi Anda tidak menjelaskan kerja sama Anda seperti apa. Kami menuntut adanya bukti kerja sama semua pihak yang menggunakan data pengguna Facebook," kata Sukamta di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 April 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam rapat dengar pendapat umum bersama Komisi Informasi DPR, Facebook mengklaim peneliti Universitas Cambridge, Aleksander Kogan, membagikan data dari aplikasi #thisisyourdigitallife dengan Cambridge Analytica. Pembagian data tersebut dilakukan tanpa persetujuan. Facebook pun memblokir aplikasi Kogan. Facebook juga meminta Kogan dan Cambridge Analytica menyatakan bahwa mereka menghapus data yang didapatkan secara ilegal itu.

Sukamta menilai bukti itu penting lantaran adanya klaim Cambridge Analytica bahwa tidak ada pencurian data dan pelanggaran regulasi yang dilakukan. "Kalau semua tidak ada yang mengaku bersalah dan kesalahan itu dibebankan pada pengguna, di mana tanggung jawab moralnya?" ujarnya.

Kepala Kebijakan Publik Facebook untuk Indonesia, Ruben Hattari, mengatakan perjanjian Facebook dengan sejumlah aplikasi pihak ketiga bersifat terbuka. Namun ia tak bisa berkomentar mengenai kerja sama Facebook dengan Cambridge Analytica. "Akan kami suplai segera," ucapnya.

Vice President of Public Policy untuk Asia Pasifik, Simon Milner, menambahkan, ketentuan kerja sama Facebook dan pengembang aplikasi lain bersifat terbuka. "Kebijakan dan ketentuan ini bisa berubah seperti pada 2014 untuk mencegah seperti yang dilakukan Kogan untuk share data," tuturnya.

Saat data pengguna bocor, kata Simon, Facebook tidak memiliki hubungan dengan Cambridge Analytica sama sekali. Hubungan yang terbangun adalah antara Kogan dan Cambridge Analytica. "Tidak ada kerja sama, tidak ada nota kesepahaman yang tersusun, dan tidak ada dokumen apa pun yang mengaitkan Facebook dan Cambridge Analytica," katanya.

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Lulus dari Universitas Indonesia program studi Indonesia pada 2014, ia bergabung bersama Tempo pada 2015. Sempat meliput politik dan hukum seputar Pemilu 2019, ia kini berfokus pada isu gaya hidup dan olahraga. Pada 2019, bersama Danang Firmanto, ia meraih ExCel Award, penghargaan untuk karya jurnalistik terbaik di bidang pemilu di kawasan ASEAN.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus