Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di rapat pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-32 ASEAN, di The Istana Singapura, mengatakan kota pintar atau smart cities tidak bisa terpaku pada penggunaan teknologi saja. Kota pintar, menurut Jokowi, harus bisa mengubah pola pikir masyarakat menjadi lebih baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Yang lebih penting adalah bagaimana kita dapat membangun pola pikir, sikap, dan karakter masyarakat yang lebih baik," kata Jokowi dalam keterangan resmi Sekretariat Presiden, Sabtu, 28 April 2018.
Baca: Di KTT ASEAN, Jokowi Singgung Bocornya Data Pengguna Facebook
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di KTT ASEAN, Jokowi menyampaikan Indonesia tengah mengembangkan Gerakan Menuju 100 Smart Cities, yang mendorong penggunaan teknologi untuk memajukan kota, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, transparan, dan tepercaya. Namun kota-kota pintar ini tidak terpaku pada penggunaan teknologi atau pembangunan fisik saja.
Indonesia, kata Jokowi, mendukung inisiatif ASEAN Smart Cities Network (ASCN). ASCN diyakini bisa menjawab tantangan masalah perkotaan yang kompleks dengan dukungan teknologi dan inovasi.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, pengembangan ASCN harus mempertimbangkan kebutuhan dan potensi tiap kota serta kearifan lokal. "ASCN harus berorientasi pula pada peningkatan layanan publik dan memberikan perhatian pada masyarakat untuk berinovasi," ujar Jokowi.
Baca: Jokowi Bertemu Presiden Baru Myanmar Win Myint di Singapura
Ia menjelaskan, potensi ASEAN di bidang e-commerce sangat besar. Pada 2025 pengguna Internet ASEAN diprediksi meningkat tiga kali lipat menjadi 600 juta.
"Pembelanjaan e-commerce diproyeksikan mencapai hampir US$ 90 miliar dan total ekonomi berbasis Internet akan mencapai US$ 200 miliar," ucap Jokowi.