Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

EduLeads dan Upaya Mendukung Program Kampus Merdeka

PT Paragon Technology and Innovation menyatakan dibanjiri lamaran dari mahasiswa peserta Kampus Merdeka.

26 Agustus 2021 | 11.20 WIB

CEO PT Paragon Technology and Innovation Salman Subakat saat mengisi materi dalam Forum Jurnalis Pendidikan, Rabu, 21 Juli 2021. Istimewa
Perbesar
CEO PT Paragon Technology and Innovation Salman Subakat saat mengisi materi dalam Forum Jurnalis Pendidikan, Rabu, 21 Juli 2021. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penerapan program Kampus Merdeka terus bergulir. Kali ini datang dari Paragon EduLeads. Cerita berawal dari Afyan Cholil Asy’ari pada dua tahun silam. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Afyan menjadi salah satu mahasiswa yang berangkat ke Thailand berkat proyek inovasinya yang diberi nama Retote Project. Proyek yang mendapat pendanaan dari program Paragon Innovation Fellowship ini mengolah limbah tekstil menjadi tote bag.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Afyan bekerja sama dengan karang taruna di Soreang, Jawa Barat, untuk mengerjakan proyek tersebut. “Produknya kita pamerkan sampai ke Thailand dan sampai dapat dukungan dari Kerajaan Thailand,” ujar Afyan dalam forum Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan, Rabu, 18 Agustus 2021.

Berangkat dari keresahan mengenai limbah tekstil, Afyan mendaftarkan diri mengikuti seleksi penerimaan beasiswa dari Paragon Technology and Innovaton, perusahaan kosmetik yang menaungi merek Wardah, Make Over, dan Emina ini. Afyan mengaku bukan cuma dana sebesar Rp 5 juta yang didapatnya dari program beasiswa tersebut, tetapi juga soft skill serta ilmu yang diperoleh dari para pimpinan industri terkemuka dan pemerintah.

Selain Afyan, mahasiswa Universitas Indonesia bernama Riyan juga menerima beasiswa dari Paragon pada akhir 2019. Menjadi peserta Paragon Scholarship Program, Riyan mengaku mendapat kemudahan dana kuliah serta pengalaman dan pengetahuan. “Misalnya pengembangan diri, menggali kelebihan dan kekurangan diri dan bagaimana memaksimalkan potensi dan kemampuan,” ujarnya.

Beasiswa yang diikuti Afyan dan Riyan merupakan salah satu dari enam program Paragon EduLeads yang selaras kebijakan Kampus Merdeka yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) di era Nadiem Makarim.

Kampus Merdeka merupakan kebijakan yang memberikan hak berkegiatan kepada mahasiswa selama satu semester di luar program studi dan 2 semester di luar perguruan tinggi. Kebijakan ini lahir dengan tujuan agar mahasiswa lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Program EduLeads baru diluncurkan pada Sabtu, 21 Agustus 2021, dengan moto Bersama Majukan Pendidikan Indonesia. EVP & Chief Administration Officer PT Paragon Technology and Innovation, Miftahudin Amin, menjelaskan bahwa terdapat tiga tujuan yang ingin didorong melalui kiprah perusahaan di bidang pendidikan.

“Pertama kita ingin sharing lima nilai yang diterapkan perusahaan yang membawa Paragon menjadi salah satu perusahaan lokal yang unggul,” kata Mifta.

Kedua, Paragon ingin berkontribusi agar lulusan perguruan tinggi ke depannya bisa mengenal dunia industri. Ketiga adalah membuka inovasi. Tak dipungkiri, kebijakan Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja ini dimanfaatkan Paragon sebagai saluran mencari talenta.

Paragon menginisiasi enam program EduLeads. Yaitu, Paragon Internship Program, Paragon Scholarship, Paragon Master Class, Paragon Innovation Fellowship, Paragon Inspiring Lecturer, dan Novo Club.

Mifta mengungkapkan bahwa perusahaannya dibanjiri lamaran dari mahasiswa peserta Kampus Merdeka. Untuk Paragon Internship Program, misalnya, ada 10 ribu orang yang mendaftar. Namun, Paragon hanya mampu memfasilitasi 60-70 proyek peserta.

Employer Branding Executive PT Paragon Technology and Innovation, Hana Kusumawardhani, menjelaskan secara rinci masing-masing program pendidikan yang diinisiasi perusahaan. Pertama, Paragon Scholarship Program yang merupakan program beasiswa untuk mahasiswa jenjang diploma dan sarjana. Melalui program ini, Paragon memberikan dukungan kepada mahasiswa dari 15 kampus terpilih.

Paragon Scholarship Program ini terdiri atas tiga kategori. Kategori pemberdayaan, perusahaan bekerja sama dengan Polban, USU, Untirta, Unair, UIN Jakarta, dan Unand. Kemudian kategori prestasi dan kategori tugas akhir. Dalam dua kategori ini, perusahaan bekerja sama dengan UGM, ITB, UI, IPB, Unpad, Undip, Universitas Brawijaya, ITS, dan Telkom University.

Hana menjelaskan, beasiswa pemberdayaan dan prestasi ini merupakan beasiswa unggul untuk mahasiswa tahun kedua atau semester tiga yang berprestasi. Mereka dibantu dari segi finansial berupa dana pendidikan sebesar Rp 6.250.000 per semester hingga semester 8 atau selama 3 tahun. Peserta program tersebut turut diberikan materi pengembangan untuk membentuk karakter agar menjadi calon pemimpin bangsa berjiwa sosial.

Sedangkan beasiswa tugas akhir ditujukan kepada mahasiswa yang melaksanakan penelitian tugas akhir. “Kuota sendiri tiap kampus 10 orang untuk masing-masing kategori beasiswa. Total kuotanya Paragon Scholarship keseluruhan adalah 250 orang,” ujarnya.

Paragon, kata Hana, juga telah menyiapkan desain program pengembangan untuk peserta. Di tahun pertama, peserta akan mendapatkan materi leadership, personal mastery, dan problem solving. Di tahun kedua atau pada semester 5-6, mahasiswa mendapatkan materi negotiation and conflict resolution, critical thinking, innovation and creative thinking, dan social project proposal. Di tahun ketiga, mahasiswa mendapat materi social project, coaching skill, dan career preparation.

Program beasiswa berikutnya adalah Paragon Master Class. Hana menerangkan, program ini selaras dengan kebijakan Kampus Merdeka, yaitu Studi Independen. Melalui program ini, Paragon berkontribusi menyelenggarakan mata kuliah setara 20 sistem kredit semester (SKS) mengenai bidang-bidang yang menjadi kekuatan perusahaan.

Pada program ini, Paragon menyediakan dua pilihan program studi. Pertama operational excellence for innovative and purposeful business yang menantang mahasiswa untuk membuat proyek rencana bisnis. Lalu program studi product innovation and marketing strategy in cosmetics industry yang mengarahkan mahasiswa dapat membuat proyek untuk inovasi produk dan strategi pemasaran.

Program Master Class meliputi kelas perkuliahan secara daring, dan terdiri dari kuis dan tugas, mentoring, serta pelaksanaan proyek akhir yang didampingi fasilitator untuk menguji pemahaman peserta.

Program beasiswa ketiga adalah Paragon Innovation Fellowship. Program ini merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi di beberapa bidang. Program ini terdiri atas internship program, social education program, dan enterpreneur program.

Selanjutnya adalah Paragon Internship Program. Program ini untuk mengasah skill mahasiswa di praktek industri. “Jadi kami kemas dalam suatu program terelaborasi, kami sebut PIP,” ujar Hana.

PIP merupakan program magang di paragon yang berjalan lebih kurang 5-6 bulan atau 1 semester. Kesempatan ini terbuka bagi semua jurusan dengan harapan bisa mencetak generasi mahasiswa yang siap bekerja ketika lulus nanti.

PIP dibuka untuk sembilan direktorat dengan 41 posisi yang dibuka. Saat ini, Paragon baru membuka kuota PIP untuk 72 mahasiswa. Program ini bisa dikonversikan terhadap mata kuliah maksimal 20 SKS, dan dimulai pada 23 Agustus hingga 28 Januari. Tiga aktivitas yang akan didapat peserta adalah pengembangan soft skill, hardskill, dan project assignment.

Program beasiswa kelima adalah Inspiring Lecturer Paragon yang merupakan program beasiswa peningkatan kapasitas bagi para dosen perguruan tinggi negeri maupun swasta, untuk menjadi agen perubahan dalam mewujudkan semangat Merdeka Belajar.

Selama kurang lebih 3 bulan, peserta akan diberikan pelatihan dari berbagai narasumber, mendapatkan sesi coaching dari professional coach, dan didampingi oleh fasilitator berpengalaman untuk memastikan program berjalan secara optimal.

Program keenam adalah adalah Novo Club, yang merupakan wadah belajar mahasiswa mengembangkan hal baru melalui aktivitas diskusi, pembelajaran interaktif, gerakan sosial, peningkatan leadership, dan mengedepankan kolaborasi. Hana berharap program beasiswa yang ditawarkan Paragon dapat menjadi awal yang baik untuk mentransformasi pendidikan di Indonesia, khususnya di program Kampus Merdeka.

FRISKI RIANA

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus