Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan HUT RI 17 Agustus biasanya dirayakan dengan berbagai acara, salah satunya lomba. Semua orang bersuka ria mengikuti lomba untuk memeriahkan hari kemerdekaan, tak terkecuali tunanetra.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga:
HUT RI ke-73, Kado Juara Dunia: Dari Zohri Sampai Safitri
Sejarah Panjat Pinang Sejak Era Kolonial
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dari berbagai lomba yang biasa dilakukan pada perayaan 17 Agustus, ada satu lomba yang menarik untuk dilakukan oleh tunanetra dan diambil dari salah satu cabang olahraga di Asian Para Games 2018. Lomba olahraga itu adalah Goal Ball.
"Goal Ball adalah pertandingan memasukkan bola ke dalam gawang lawan dengan menggunakan tangan,” ujar koordinator olahraga Goal Ball dari National Paralympic Committee Indonesia atau NPCI, Hendrik Prasetyo saat dihubungi Tempo, Kamis 16 Agustus 2018.
Menurut Hendrik, satu tim Goal Ball terdiri dari 3 pemain utama dan 3 pemain cadangan. Masing-masing anggota bertugas sebagai penjaga gawang sekaligus pelempar bola ke gawang lawan. Gawang goal ball melebar di sisi kanan dan kiri lapangan sepanjang 18 meter dan lebar 9 meter.
Para atlet penyandang tuna netra memakai penutup mata saat akan menunjukan cara bermain cabang olahraga baru "Goal Ball" di Gor Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/11). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Masing-masing sisi lapangan memiliki tiga zona, yakni zona tengah, zona bebas, dan zona penalti. Zona yang memberikan skor terbesar adalah zona tengah. Setiap zona dijaga oleh tim di posisi sayap kanan, sayap kiri, dan center," ujar Hendrik. Lantaran olahraga ini diperuntukkan bagi atlet tunanetra total, maka atlet yang masih memiliki pandangan atau low vision harus ditutup matanya menggunakan alat yang disebut eye shades.
Pertandingan goal ball dilakukan dalam waktu 12 menit kali 2 babak dengan waktu istirahat 3 menit. Babak kedua tidak perlu diadakan bila salah satu tim bisa mencapai skor 10 lebih dulu. "Bila perbedaan skornya bisa sampai 10, maka sudah ada pemenang dan pertandingan selesai," ujar Hendrik.
Atlet goal ball, Arif Setiawan menyatakan bagian tersulit dalam melakukan permainan ini adalah menebak ke mana arah bola dilempar lawan. Sebab, kecepatan bola saat dilempar bisa mencapai 0,45 detik. "Karena kencangnya lemparan bola, kadang kerincing yang ada di dalam bola tidak terdengar," ujar Arif. Padahal selain bertugas memasukkan bola ke gawang lawan, para atlet juga harus menjaga gawang sendiri agar tidak kebobolan.
Para atlet penyandang tuna netra memakai penutup mata saat akan menunjukan cara bermain cabang olahraga baru "Goal Ball" di Gor Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/11). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Bola yang digunakan pada olahraga goal ball ini seberat 1,25 kilogram dengan kerincing di dalamnya sebagai penanda suara. Adapun di lantai arena pertandingan goal ball dipasang tali tambang yang diplester sebagai penanda zona agar atlet tunanetra tidak salah menginjak zona lawan dan terkena penalti saat melempar bola.
Hendrik menjelaskan, para atlet tunanetra ini tidak mengalami disorientasi arah karena sudah terbiasa. "Feeling mereka sudah jalan," ucap dia. Selain berlatih kekuatan melempar, para atlet goal ball juga belajar menembak bola dengan tepat, salah satunya melalui latihan pernapasan. "Setelah latihan pernapasan, feeling saya bekerja lebih tepat," ujar Arif.
Artikel lainnya:
Raline Shah Rayakan 17 Agustus dengan Tradisi yang Seru