Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

Gunung Merapi Terus Muntahkan Awan Panas, Pemkab Sleman Hentikan Aktivitas di Alur Sungai

Bupati Sleman keluarkan surat edaran soal penghentian semua aktivitas masyarakat di sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

15 Maret 2023 | 20.48 WIB

Awan panas Gunung Merapi pada Selasa pagi, 14 Maret 2023. Dok. BPPTKG Yogyakarta
Perbesar
Awan panas Gunung Merapi pada Selasa pagi, 14 Maret 2023. Dok. BPPTKG Yogyakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta menerbitkan Surat Edaran Bupati nomor 014 tahun 2023 tentang penghentian semua aktivitas masyarakat di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi Rabu 15 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Surat edaran ini untuk menyikapi peningkatan eskalasi bahaya erupsi Gunung Merapi yang sudah terjadi sejak Sabtu (11 Maret) lalu,” kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo di sela pemantauan alur sungai berhulu Gunung Merapi Rabu 15 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan, sejak pukul 00.00- 18.00 WIB, Merapi mengeluarkan awan panas setidaknya tiga kali. Yakni pukul 05.42, 10.36, dan 17.14 WIB ke arah barat daya. Jarak luncur terjauh awan panas hari ini terjauh 1300 meter dan hujan abu tipis di wilayah Kaliurang dan sekitarnya.

Kustini menuturkan surat edaran penghentian aktivitas di hulu sungai Merapi itu ditujukan kepada tiga kecamatan yang wilayahnya masuk zona kawasan rawan bencana di lereng Gunung Merapi. Yakni Kecamatan Cangkringan, Pakem dan Turi.

“Surat edaran itu sebagai pedoman masyarakat dan pelaku usaha tidak melakukan kegiatan dan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya terutama di aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi sektor barat daya dan sektor tenggara sampai situasi aman,” kata Kustini.

Aktivitas penambangan pasir di aliran Kali Gendol misalnya, kini mulai kosong karena ditutup pemerintah setempat. 

BPBD aktifkan posko bencana di kawasan rawan

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengatakan saat ini pihaknya telah mengaktifkan kembali sejumlah posko di desa-desa kawasan rawan bencana.

“Kami juga siapkan jalur evakuasi, terutama lampu penerangan jalan, perbaikan jalan rusak dan rambunya,” kata dia.

 “Kami juga mempersiapkan stok masker untuk antisipasi hujan abu yang tak terduga, terutama ketika angin yang membawa abu vulkanik itu bertiup ke selatan atau mengarah Sleman,” kata Makwan. 

Adapun Lurah Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Heri Suprapto mengatakan pihaknya sudah menutup empat akses utama area hulu Kali Gendol agar tidak ada masyarakat beraktivitas di sekitar aliran sungai Gunung Merapi itu. 

“Apabila terjadi erupsi, Kali Gendol merupakan kawasan yang sangat berbahaya karena hanya berjarak 6 kilometer dari puncak Merapi,” kata dia.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus