Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Ini Perbedaan Jabatan Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah di PBNU

Di dalam struktur kepengurusan PBNU terdapat Rais Syuriyah atau pimpinan tertinggi dan Ketua Tanfidziyah atau pelaksana. Lalu apa perbedaan keduanya?

24 Desember 2021 | 15.09 WIB

Suasana rapat pleno pemilihan Ketua Umum PBNU dalam Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Universitas Lampung, Jumat dini hari, 24 Desember 2021. Dok. PBNU
Perbesar
Suasana rapat pleno pemilihan Ketua Umum PBNU dalam Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Universitas Lampung, Jumat dini hari, 24 Desember 2021. Dok. PBNU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - KH Miftachul Akhyar dan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya resmi terpilih sebagai Rais Aam dan Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 hasil Muktamar NU ke-34 yang digelar di Lampung pada 22-24, Desember 2021. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Di dalam struktur kepengurusan NU terdapat Musytasyar atau penasihat, Syuriyah atau pimpinan tertinggi, dan Tanfidziyah atau pelaksana. Lalu apa perbedaan jabatan Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari laman falakiyah.nu.or.id, Syuriah menempati posisi paling utama di dalam kepengurusan NU. Syuriah terdiri dari Rais Aam, Wakil Rais Aam, Katib Aam, beberapa Wakil Katib, dan A’wan. Rais Aam Syuriah PBNU pertama disebut Rais Akbar. Sebutan ini kemudian tidak pernah digunakan lagi pada masa-masa selanjutnya dan dikhususkan untuk KH Hasyim Asyari selaku pendiri.

Adapun tugas pokok Syuriah yaitu menentukan arah kebijakan NU. Memberikan petunjuk, bimbingan dan pembinaan, memahami, mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam di bidang akidah, syariah maupun tasawuf menurut paham Ahlusunah Waljamaah, mengendalikan, mengawasi, mengoreksi perangkat NU, membimbing, serta mengarahkan dan mengawasi Badan Otonom, Lembaga dan Lajnah yang ada di bawah Syuriah.

Melansir dari laman nu.co.id, pada awal berdirinya NU, Syuriah lebih dikenal publik ketimbang Tanfidziyah. Bahkan, hingga Muktamar NU ke-8 di Jakarta pada 1933, tidak ada rapat khusus Tanfidziyah meski saat itu telah ada kepengurusannya. Barulah di Muktamar NU setahun kemudian, di Banyuwangi, diadakan rapat Tanfidziyah secara khusus.

Berita Nahdlatoel Oelama (BNO) menyederhanakan penyebutan Syuriah sebagai NU bagian ulama dan Tanfidziyah sebagai NU bukan ulama untuk menjelaskan posisi kepengurusan tersebut kepada orang awam. Penyederhanaan ini juga telah disebutkan pada statuten NU setelah diresmikan sebagai organisasi sah di Hindia Belanda pada 1930.

Sebagaimana dikutip dari laman NU, menurut Presiden Hoopdbestuur Nahdlatoel Oelama, kini Ketua Umum PBNU, Mahfud Shiddiq, Syuriah berarti ruh, sedangkan Tanfidziyah merupakan jasad atau jasmani. Kedua kelompok ini tidak boleh terpisah dari NU. Tanfidziyah tidak bisa melakukan pergerakan organisasi tanpa sepengetahuan Syuriah mengingat NU didirikan oleh para ulama.

Tanfidziyah terdiri dari ketua umum, beberapa ketua, sekretaris jenderal, beberapa wakil sekjen, bendahara, dan beberapa wakil bendahara. Sebagai pelaksana tugas harian Tanfidziyah mempunyai tugas dan kewajiban, yaitu memimpin jalannya organisasi sehari-hari sesuai kebijakan yang ditentukan oleh pengurus Syuriah, melaksanakan program jamiyah NU, membina dan mengawasi kegiatan perangkat jamiyah yang ada di bawahnya, serta menyampaikan laporan periodik kepada pengurus Syuriah tentang pelaksanaan tugas.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus