Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta-Perusahaan Farmasi Inzek International Trading BV menampik bahwa alat rapid test merek Biozek, yang mereka diproduksi, memiliki tingkat akurasi yang rendah. Salah satu yang menggunakan alat tes cepat ini adalah Istana Kepresidenan. Protokoler Istana memakai Biozek untuk mengetes antibodi tamu yang datang.
"Validasi dan spesifisitas keseluruhan dari tes cepat Biozek memiliki 98% untuk IgG dan 96%, untuk IgM, yang merupakan trademark untuk tes cepat antibodi," demikian keterangan resmi Inzek International Trading BV yang dikutip Tempo, Senin, 11 Mei 2020.
Sebelumnya, investigasi Majalah Tempo bersama Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menemukan tingkat akurasi alat tes cepat atau rapid test merek Biozek diragukan. Seperti dikutip laporan majalah tersebut edisi 9 Mei 2020, Kimia Farma telah mengimpor 300 ribu rapid test dengan merek Biozek dari Belanda.
Namun, Tempo dan OCCRP menemukan jika alat itu diduga diproduksi di Cina oleh Hangzhou AllTest Biotech Co Ltd. Alat tes cepat ini kemudian hanya dikemas ulang dengan merek Biozek oleh Inzek International Trading BV di Apeldoorn, Gelderland, Belanda.
AllTest, juga Inzek, mengklaim alat uji cepat tersebut memiliki akurasi hingga 92,9 persen untuk mendeteksi immunoglobulin M (IgM) dan 98,6 persen untuk mendeteksi immunoglobulin G (IgG).
Namun, sejumlah penelitian menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian Profesor Sir John Bell dari Oxford University menunjukkan tingkat akurasi peralatan uji cepat itu jauh lebih rendah. Buntut dari penelitian ini, Inggris membatalkan pembelian jutaan alat tes asal Cina tersebut.
Studi non-peer review dari Spanyol, juga menemukan dari 55 sampel positif berdasarkan tes PCR lebih dari setengahnya dinyatakan negatif palsu melalui pengujian Alltest. Inzek mengklaim, dua studi di atas bukan tentang tes Biozek, melainkan tes yang berbeda. "Tes cepat Biozek telah disertifikasi oleh berbagai otoritas, salah satunya oleh sertifikasi CE," demikian keterangannya.
DEWI NURITA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini