Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Jokowi: Semua Perbedaan Tidak Harus Diseragamkan

"Perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, sekali lagi bukan penghalang bagi kita untuk bersatu," kata Jokowi.

7 April 2018 | 16.15 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi sambutan dalam acara Dharma Santi Nasional di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, Jakarta, 7 April 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi sambutan dalam acara Dharma Santi Nasional di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, Jakarta, 7 April 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia dianugerahi Tuhan hidup sebagai bangsa yang majemuk, beragam, dan berbeda-beda. "Semua perbedaan itu tidak harus diseragamkan, tidak juga harus ditiadakan," kata Jokowi dalam sambutan acara Dharma Santi Nasional di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Sabtu, 7 April 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut Jokowi, semua perbedaan dan keragaman justru diikat dengan persaudaraan sejati, kebersamaan, dan kesadaran yang kuat bahwa masyarakat Indonesia adalah saudara sebangsa dan se-Tanah Air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca:
Jokowi: Indonesia Akan Berdiri Kokoh Berwindu...
Salah Kostum, Jokowi: Sekali-kali Tampil...

Jokowi mengatakan Indonesia memiliki 714 suku yang mendiami lebih dari 17 ribu pulau dengan agama yang berbeda. Menurut Jokowi, Indonesia juga memiliki bahasa daerah lebih dari 1.100 yang beragam, berbeda, serta ekspresi seni budaya yang beraneka warna. "Perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, sekali lagi bukan penghalang bagi kita untuk bersatu," katanya.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan bangsa Indonesia akan tetap berdiri kokoh sampai berwindu-windu lamanya. Hal itu terjadi jika semua anak bangsa, apakah dia muslim, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, bisa tetap bersatu.

Bersatu yang dimaksud Jokowi adalah bersatu menghadapi kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan.

Baca: Usul Budayawan kepada Presiden Jokowi

Sebelumnya, Prabowo Subianto mengatakan Indonesia mungkin bubar pada 2030 jika mengacu pada buku fiksi ilmiah berjudul Ghost Fleet: A Novel of the Next World War karya P.W. Singer dan August Cole. Pernyataan Prabowo viral setelah diunggah di akun Twitter dan Facebook resmi Partai Gerakan Indonesia Raya.

Prabowo menilai Indonesia mungkin bubar lantaran elite Indonesia saat ini tak peduli meski 80 persen tanah di Indonesia dikuasai satu persen rakyat. Elite juga dinilai abai saat sebagian besar kekayaan Indonesia diambil pihak asing.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus