Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Kemendagri: Jenis Kelamin Jakarta dan Bekasi Beda

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Akmal Malik mengatakan gabungnya Bekasi ke DKI Jakarta sulit terealisasi.

21 Agustus 2019 | 14.06 WIB

Ilustrasi angkot kota Bekasi. dok.TEMPO
Perbesar
Ilustrasi angkot kota Bekasi. dok.TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Akmal Malik mengatakan gabungnya Bekasi ke DKI Jakarta sulit terealisasi. Alasannya dua daerah ini memiliki "jenis kelamin" yang berbeda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Ini ibaratnya jenis kelaminnya beda ini. DKI Jakarta ini daerah yang melaksanakan kebijakan administrasi asimetris dan khusus, sementara daerah lain, daerah otonom. Apa mau Bekasi jadi wilayah administratif," katanya saat dihubungi, Rabu, 21 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akmal menuturkan agar Bekasi bisa menjadi bagian DKI Jakarta maka harus mengubah banyak regulasi seperti Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah, Provinsi DKI Jakarta, dan Bekasi.
"Apa yang gak mungkin, mungkin saja, tapi gak mudah karena banyak sekali persoalannya," ucapnya.

Menurut Akmal, ketimbang berandai-andai gabung DKI Jakarta, pemerintah Bekasi sebaiknya fokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan menguatkan daya saing daerah.

"Daripada berkhayal-khayal seperti itu, mending daerah otonom tersebut fokus pada tujuan otonomi daerah," ujarnya.

Wacana Kota Bekasi gabung dengan DKI Jakarta berawal ide pembentukan Provinsi Bogor Raya oleh Wali Kota Bogor Bima Arya.

Bima mengatakan Provinsi Bogor Raya terdiri dari Kabupaten Bogor, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Cianjur, Depok, Kota Bogor, Karawang, dan Subang.

Namun Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menolaknya. Ia lebih memilih bergabung dengan DKI Jakarta.

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus