Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Kemenhan Sebut Bela Negara untuk Mahasiswa Bersifat Sukarela

Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan program bela negara untuk mahasiswa tidak diwajibkan

19 Agustus 2020 | 21.02 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto didampingi Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, saat konferensi pers usai rapat pimpinan (Rapim) tahunan Kementerian Pertahanan, di Komplek Kemenhan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Januari 2020. Tempo/Egi Adyatama
Perbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto didampingi Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, saat konferensi pers usai rapat pimpinan (Rapim) tahunan Kementerian Pertahanan, di Komplek Kemenhan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Januari 2020. Tempo/Egi Adyatama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan program bela negara untuk mahasiswa tidak diwajibkan, namun bersifat sukarela. Saat ini, kata dia, Kementerian Pertahanan tengah berdiskusi dengan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim bagaimana penerapan program bela negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Sifatnya adalah sukarela dan itu adalah salah satu diskusi yang kami bicarakan dengan Kemendikbud," kata Trenggono dalam wawancara di Radio Elshinta, Rabu 19 Agustus 2020. Saat ini, lanjut dia, Kemenhan tengah merumuskan format program ini seperti apa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan salah satu yang sempat dibicarakan adalah menyelipkan pendidikan bela negara sebagai mata kuliah yang bisa diambil dalam satu semester. Menurut Trenggono, dalam pendidikan ini akan diajarkan latihan disiplin, dan ketangkasan. Ia menilai program bela negara sekilas mirip dengan latihan militer.

"Bukan militer, tapi latihan bela negara. Seolah mirip militer tapi bukan," ujarnya.

Trenggono mengatakan hasil bela negara yang diharapkan ini adalah mencetak generasi yang mengetahui bagaimana perilaku cinta terhadap Indonesia. Contoh kecilnya adalah mencintai produk Indonesia. "Misalnya perilaku misalnya bagaimana saya saat mau membeli pakaian, sepatu, dan sebagainya itu dari produk Indonesia," kata dia.

Mulanya wacana program bela negara diawali dengan pernyataan Trenggono yang mengatakan sedang menjajaki kemungkinan memasukkan program ini ke dalam kurikulum perguruan tinggi. Bahkan, Kemenhan sudah membuka pembicaraan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait rencana ini.

FIKRI ARIGI

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus