Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak meminta namanya dicoret dari daftar 200 mubalig Kemenag. “Terus terang saya merasa diri saya tidak layak berada di dalam list tersebut,” kata Dahnil melalui rekaman suara yang diterima Tempo, Ahad, 20 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dahnil berterima kasih kepada pemerintah yang sudah memasukkan namanya ke daftar nama 200 mubalig Kemenag tersebut. Namun, Dahnil menyadari bahwa tingkat keilmuan dan kelayakannya masih jauh berada di bawah mubalig ataupun ulama lain untuk dimasukkan ke daftar nama tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di sisi lain, kata Dahnil, masih banyak mubalig dan ulama yang luar biasa pantas masuk di daftar 200 mubalig Kemenag itu. “Saya merasa tidak pantas disandingkan dengan orang yang paham atas ilmu agama dan dimensi keilmuan lainnya di dalam list tersebut,” ujarnya. “Saya merasa ganjil.”
Menurut Dahnil, kebijakan yang telah diambil tersebut lebih baik dibatalkan atau diteruskan kembali. Namun, kata dia, jika pemerintah berkukuh untuk terus merilis nama mubalig yang direkomendasikan Kemenag, “Saya meminta nama saya dianulir. Bukan karena saya menolak. Tapi, karena saya tidak layak sama sekali berada di dalam list tersebut.”
Menurut Dahnil, banyak mubalig atau ulama yang lebih layak masuk daftar 200 mubalig Kemenag, seperti Ustad Ali Hidayat dan ustad lain yang luar biasa cerdas dan alim tapi tidak masuk. “Lebih baik dibatalkan dari pada menimbulkan syak wasangka dan memunculkan fitnah karena cenderung menimbulkan pecah belah di antara mubalig sendiri,” ujarnya.