Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di Jakarta, mereka menginap di sejumlah tempat, dari Kantor PB Nahdlatul Ulama di Jalan H. Agus Salim, kantor-kantor cabang NU, pesantren, Kantor Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) se-Jabotabek, hingga rumah-rumah penduduk. Di Kantor PBNU, misalnya, terlihat seperti sedang ada hajatan besar. Di atas karpet berwarna hijau, puluhan tamu itu tergolek-golek. Pesantren Asshiddiqiyah milik kawan karib Abdurrahman, Kiai Nur Iskandar Sq., menampung sekitar 600 orang: 200 orang di Kedoya dan 400 orang di pesantren Batuceper.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo