Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Semarang - Lahan pertanian di Provinsi Jawa Tengah terus berkurang karena beralih fungsi. “Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BTN), jika dirata-rata, lahan yang mengalami alih fungsi sekitar 700 hektare per tahun,” kata Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah Suryo Banendro, Selasa, 9 Agustus 2016.
Pada 2013, lahan pertanian mencapai 2.835 hektare. Angka itu menyusut 720,21 hektare pada 2014 dan berkurang lagi 700 hektare pada 2015. Lahan pertanian beralih fungsi menjadi perumahan, industri, hingga proyek-proyek infrastruktur.
Suryo mengatakan alih fungsi lahan pertanian itu merupakan dampak semakin bertambahnya jumlah penduduk. Para penduduk itu jelas membutuhkan permukiman dan pekerjaan sehingga muncul pabrik industri yang didirikan di lahan-lahan pertanian.
Bukan hanya lahan, jumlah rumah tangga petani juga terus berkurang. Anak-anak muda enggan menjadi petani.
Meski lahan pertanian menyusut, kata Suryo, produksi pangan bisa tetap meningkat. Misalnya produk gabah kering panen pada 2014 hanya mencapai 9,6 juta ton. “Pada 2015 tetap bisa meningkat menjadi 11,3 juta ton.”
Pemerintah provinsi melakukan berbagai upaya untuk tetap menjaga ketersediaan pangan. Misalnya petani diberi bibit unggul sehingga hasil panen bisa lebih baik. Pemerintah juga banyak membangun irigasi sehingga bisa menanam lebih dari dua kali setiap tahun.
Dinas bekerja sama dengan PT Perhutani agar lahan-lahan hutan bisa ditanami produk-produk pangan. “Ada sekitar 34 hektare lahan Perhutani yang ditanami masyarakat,” ujar Suryo.
ROFIUDDIN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini