Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Luhut Hapus Data Kematian, Jubir: Bukan Dihapus, Tapi Tak Dipakai Sementara

Pemerintah mengatakan akan memasukkan lagi indikator kematian jika datanya sudah benar.

11 Agustus 2021 | 19.04 WIB

Foto udara petugas menggali liang lahat di lahan baru pemakaman khusus Covid-19 di TPU Kihafit, Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, Ahad, 8 Agustus 2021. Pemerintah Kota Cimahi menjadikan TPU Kihafit sebagai lahan pemakaman baru bagi pasien yang meninggal akibat Covid-19. ANTARA/Raisan Al Farisi
Perbesar
Foto udara petugas menggali liang lahat di lahan baru pemakaman khusus Covid-19 di TPU Kihafit, Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, Ahad, 8 Agustus 2021. Pemerintah Kota Cimahi menjadikan TPU Kihafit sebagai lahan pemakaman baru bagi pasien yang meninggal akibat Covid-19. ANTARA/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, mengatakan indikator kematian dalam asesmen level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tak dihapus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Bukan dihapus, hanya tidak dipakai sementara waktu karena ditemukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang, sehingga menimbulkan distorsi atau bias dalam penilaian," ujarnya lewat keterangan tertulis, Rabu, 11 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jodi menyebut pemerintah akan kembali memasukkan indikator kematian dalam penilaian level PPKM setelah data kematian diperbaiki. "Sedang dilakukan clean up data, diturunkan tim khusus untuk ini. Nanti akan dimasukkan indikator kematian ini jika data sudah rapi," ujarnya.

Sebelumnya, Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian PPKM level karena adanya input data yang tidak update, sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian.

Pemerintah lantas menetapkan 26 kabupaten/kota turun status dari PPKM level 4 menjadi level 3, hanya dengan lima indikator lain asesemen, yakni angka keterisian tempat tidur, kasus konfirmasi, perawatan di rumah sakit, tracing, testing, dan kondisi sosio-ekonomi masyarakat.

Analis Data LaporCovid-19, Said Fariz Hibban mengatakan, ketidakakuratan data kematian yang ada seharusnya tidak menjadi alasan pembenaran bagi pemerintah untuk mengabaikan data tersebut. "Dengan menyadari bahwa data kematian itu tidak akurat, pemerintah seharusnya berupaya segera memperbaiki data tersebut agar benar-benar akurat," ujar Said, Rabu, 11 Agustus 2021.

Apalagi, kata Said, data kematian yang selama ini diumumkan oleh pemerintah pun sebenarnya belum cukup untuk menggambarkan betapa besarnya dampak pandemi Covid-19. LaporCovid-19 menemukan jumlah kematian yang diumumkan pemerintah pusat masih jauh lebih sedikit dibanding data yang dilaporkan pemerintah daerah.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus