Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut pandemi Covid-19 merupakan cobaan yang sangat berat bagi hampir semua negara di dunia. Pandemi dengan segala dampaknya, kata Ma'ruf, merupakan pengalaman baru bagi seluruh dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sehingga pemerintah di seluruh dunia menjadi gamang dalam mengambil kebijakan penanggulangan," kata Ma'ruf saat menjadi pembicara dalam acara Webinar dengan topik “Ekonomi Syariah di Indonesia: Kebijakan Strategis Menuju Era New Normal” yang diselenggarakan oleh Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang, Kamis, 4 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, kata Ma'ruf, sangat luas dan bersifat multidimensi. Sehingga, memaksa semua negara menetapkan bauran kebijakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Pemerintah di berbagai belahan dunia menerapkan kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat dalam rangka mengurangi penularan Covid-19.
"Beberapa negara menerapkan kebijakan yang ekstrim seperti lockdown, tetapi kita memilih untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ini yang sering disebut sebagai bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah," ujar Ma'ruf.
Apapun kebijakan pembatasan yang diambil, ujarnya, berdampak terhadap kegiatan ekonomi. Hampir semua negara mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan.
Kendati demikian, lanjut Ma'ruf, pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 tetap menempatkan kesehatan dan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama.
"Karena itu, upaya pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah memutus penyebaran virus agar masyarakat tidak terinfeksi," ujar dia.
Upaya kedua, adalah meningkatkan kapasitas pelayanan medis agar mereka yang telah terpapar dapat ditangani dengan baik. Upaya ketiga, adalah membangun mekanisme untuk melacak masyarakat yang berpotensi terpapar melalui pelaksanaan test Covid-19 secara masif, serta menerapkan protokol isolasi diri yang ketat. Upaya keempat, adalah menerapkan PSBB dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
Upaya pemerintah, kata Ma'ruf, dilanjutkan dengan melaksanakan sejumlah program jaring pengaman sosial untuk mengurangi beban masyarakat yang terdampak.
Pemerintah juga melakukan refocusing kegiatan dan realokasi anggaran pendapatan dan belanja negara. "Pelebaran defisit juga dilakukan dan dimaksudkan untuk dapat memberikan keleluasaan dalam menangani permasalahan kesehatan sehubungan dengan pandemi Covid-19 serta menyediakan anggaran bantuan sosial yang cukup besar," ujar Ma'ruf.
Selanjutnya, kata Ma'ruf, pemerintah juga memberikan stimulus baik fiskal dan non-fiskal serta memastikan anggaran tersedia untuk program pemulihan ekonomi.