Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Menkes: Orang Gaji 15 Juta Lebih Pintar dan Sehat Dibanding yang 5 Juta

Budi Gunadi mengimbau masyarakat untuk mulai memperhatikan bobot tubuh.

17 Mei 2025 | 15.44 WIB

Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria (kiri); Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi; dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam peluncuran program gerakan bersama pemberantasan tuberkulosis atau TBC di Kantor Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta, 9 Mei 2025. Tempo/Dede Leni Mardianti
Perbesar
Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria (kiri); Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi; dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam peluncuran program gerakan bersama pemberantasan tuberkulosis atau TBC di Kantor Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta, 9 Mei 2025. Tempo/Dede Leni Mardianti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan kemajuan sebuah negara dapat dilihat dari tingkat kesehatan dan kepintaran masyarakatnya. Menurut dia, untuk mencapai tingkat kesehatan yang baik itu, masyarakat Indonesia harus memiliki gaji paling sedikit Rp 15 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Nah sekarang tantangannya gimana caranya menaikan dari Rp 5 juta ke 15 juta di 2045," kata dia dalam sebuah dalam sebuah forum diskusi tentang Visi Kesehatan Era Prabowo di Jakarta, Sabtu, 17 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budi menuturkan, besaran gaji juga bisa menjadi tolak ukur kepintaran dan kesehatan seseorang. Dia menyebut orang dengan gaji Rp 15 juta memiliki kepintaran dan kesehatan yang lebih baik dibandingkan masyarakat dengan upah Rp 5 juta. "Kalau dia enggak sehat dan pintar tidak mungkin gajinya lima belas juta, pasti lima juta," katanya. 

Kendati demikian, Budi menuturkan bukan perannya untuk meningkatkan gaji masyarakat. Kementerian Kesehatan, kata dia, hanya bisa membantu dari sisi edukasi kesehatan saja, seperti mempromosikan kepada masyarakat tentang gaya hidup sehat. 

Dia mencontohkan salah satu yang tengah gencar ia lakukan adalah mengajak masyarakat memperhatikan body mass index atau BMI yang ideal, yakni di bawah 24. Lebih dari itu, Budi berujar, dapat dipastikan seseorang memiliki tumpukan lemak yang berlebih atau visceral fat.  "Dan itu menyebabkan banyak penyakit seperti gula, darah tinggi, yang dimana menjadi faktor utama penyebab kematian rakyat Indonesia," kata dia. 

Budi mengimbau masyarakat untuk mulai memperhatikan bobot tubuh. Dia mencontohkan hal sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan mengukur lingkar badan secara rutin menggunakan celana yang dipakai. "Daripada beli timbangan kan mahal Rp 700 ribu, yang ada pegangannya itu kan susah," ujar dia. 

Pernyataan Budi soal lingkar pinggang ini pernah juga ia sampaikan saat menghadiri peluncuran program tiga layanan kesehatan baru bersama Gubernur Jakarta Pramono Anung di Rusun Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta. Saat itu, dia menyebut laki-laki yang memakai celana jeans ukuran 33 sudah pasti obesitas sehingga berpotensi lebih cepat meninggal dunia. 

"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33. Sudah pasti obesitas. Itu menghadap Allah-nya lebih cepat, dibandingkan dengan yang celana jeans-nya 32," kata Budi, Rabu, 14 Mei 2025.

Dede Leni Mardianti

Lulusan Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Universitas Islam Negeri Salatiga pada 2024. Bergabung dengan Tempo pada 2024 meliput isu hukum dan kriminal. Kini meliput isu ekonomi dan bisnis

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus