Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berkomunikasi dalam bahasa Inggris tidak jadi masalah bagi insan Tuli. Sudah banyak insan Tuli yang berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan belajar ke negara tujuan yang bahasa utamanya adalah bahasa Inggris. Lalu bagaimana cara insan Tuli belajar berbahasa Inggris?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Aku mulai belajar bahasa Inggris saat SMP. Waktu itu aku les bahasa Ingris secara tertulis atau pasif saja," ujar Juniati Effendi, Ketua Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat atau PLJB, saat dihubungi, Selasa 15 Oktober 2018. Menurut Juni, kebanyakan insan Tuli belajar bahasa Inggris melalui tulisan. Sebab, cara ini yang dianggap paling efektif dan dapat memberikan informasi secara jelas mengenai tata bahasa dalam bahasa Inggris.
Belajar bahasa isyarat Inggris berbeda dengan belajar bahasa Inggris biasa. Secara struktur dan kosakata, bahasa isyarat Indonesia jauh berbeda dengan bahasa isyarat Inggris. "Bahkan isyarat untuk menggambarkan aksara per aksara sangat jauh berbeda dengan bahasa isyarat Indonesia," ujar Kusumo Adi Baroto, peneliti bahasa isyarat dari Laboratorium Bahasa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Lantaran bahasa isyarat Inggris dan bahasa isyarat Indonesia berbeda, penggunaan bahasa isyarat Inggris untuk berkomunikasi dan bahasa isyarat untuk belajar pun berbeda. "Kalau untuk berkomunikasi dengan orang yang bukan warga negara Indonesia, kami tetap menggunakan tulisan, sedangkan untuk belajar bahasa isyaratnya kami harus paham dulu kalimat dalam bahasa asal kami," kata Adi.
Artikel lainnya:
Pembukaan Asian Para Games 2018, Ada Bahasa Isyarat Asal Bali
Produksi kata dalam bahasa Inggris adalah tahapan tersulit yang dirasakan insan Tuli. Sebab, mereka harus melalui dua kali proses penerjemahan, yaitu bahasa Indonesia ke bahasa Inggris kemudian ke bahasa isyarat.
Cara lain yang digunakan insan Tuli untuk belajar bahasa Inggris tetap sama dengan orang pada umumnya yaitu menggunakan kamus, thesaurus, dan buku-buku berbahasa Inggris. Adi mengakui tidak semua insan Tuli dapat berkomunikasi dalam bahasa isyarat Inggris karena bahasa Inggris lebih banyak digunakan dalam tulisan daripada berkomunikasi.
Menurut Juniati Effendi, beberapa insan Tuli yang dapat berbahasa isyarat Inggris adalah insan Tuli yang pernah belajar SIBI atau Sistem Isyarat Bahasa Indonesia. Sebab, beberapa kosakata diadaptasi dari American Sign language atau ASL.