Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pakde Miyono, Sosok Penting di Balik Keberhasilan Karier Jokowi

Bagi Presiden Joko Widodo atau Jokowi, sosok Miyono Suryo Sardjono merupakan sosok penting di balik perjalanan hidupnya

28 Februari 2022 | 06.00 WIB

Keluarga Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi (kanan), Miyono (Tengah) dan Setyawan (kiri) menhgadiri acara bedah buku di Restoran Omah Sinten Solo, Rabu 19 Desember 2018. Buku yang ditulis dua akademisi itu membantah fitnah yang menyebut Jokowi keturunan PKI. TEMPO/AHMAD RAFIQ.
Perbesar
Keluarga Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi (kanan), Miyono (Tengah) dan Setyawan (kiri) menhgadiri acara bedah buku di Restoran Omah Sinten Solo, Rabu 19 Desember 2018. Buku yang ditulis dua akademisi itu membantah fitnah yang menyebut Jokowi keturunan PKI. TEMPO/AHMAD RAFIQ.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Presiden Joko Widodo atau Jokowi, sosok Miyono Suryo Sardjono merupakan sosok penting di balik perjalanan hidupnya-setelah ayah bundanya. Majalah Tempo Edisi 30 Juni 2014, pernah mengulas peran Miyono hingga membuat Jokowi sukses berkarier di dunia politik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Miyono merupakan kakak kandung ibunda Jokowi. Mereka punya satu adik kandung, Setyawan Prasetya. Tiga bersaudara ini anak pasangan Wirorejo-Sani, pedagang kayu di Solo asal Giriroto, Ngemplak, Boyolali. Miyono adalah bos perusahaan mebel Roda Jati, yang tersohor di Solo dan sekitarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti dikutip dari Majalah Tempo, peran Miyono dalam perjalanan hidup Jokowi juga diungkapkan ibunda Jokowi, Sujiatmi. Kedekatan Jokowi dengan Miyono bermula bahkan sejak Jokowi baru lahir. Jokowi kecil tinggal di sebuah rumah kontrakan di Kampung Srambatan bersama orang tua beserta kakeknya. 

Pada saat itu, Miyono memiliki rumah bersebelahan dengan kediaman Jokowi. Kebetulan anak sulung Miyono, Triyono Budi Warsito, sebaya dengan Jokowi. Miyono punya enam anak.

Jokowi dan Triyono hampir selalu bermain bersama. Mereka juga memilih sekolah yang sama, sejak taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama. Miyono, yang ketika itu telah menjadi pengusaha sukses, selalu membayari uang sekolah kedua anak tersebut.

"Pakdenya Jokowi itu baik, dan kami kerap mengajak dia berbicara untuk banyak urusan," ujar Sujiatmi.

Pada saat itu, orang tua Jokowi juga memiliki usaha penggergajian kayu, meski tak sebesar perusahaan Miyono. Jokowi dan Triyono kerap berlibur bersama ke kampung halaman kakek Jokowi di Ngemplak, Boyolali. Di desa itu, mereka sering bermain di sungai dan sawah untuk mencari kodok dan jangkrik.

Jokowi juga sering ikut Triyono berlibur ke rumah kakek dari jalur ibu. Sutini, istri Miyono, berasal dari Ngadirojo, Wonogiri, sekitar 50 kilometer di selatan Solo. Pada saat berlibur di desa itu, Jokowi pernah kena letusan meriam bambu menyambut Lebaran. Pas Jokowi sedang meniup ujung meriam, benda itu meledak. "Alis kirinya lenyap terbakar," kata Triono. Luka bakar itu membekas hingga sekarang.

Saat Jokowi terjun ke dunia politik pada tahun 2005, Miyono menjadi salah satu orang yang rumahnya disowani Jokowi. Saat itu, Jokowi mengungkapkan keinginannya ikut pemilihan Wali Kota Solo pada 2005. Karena sudah hafal betul perangai Jokowi sejak kecil, Miyono yakin keponakannya itu serius. 

Tapi, bagi Miyono, minat Jokowi berpolitik itu sungguh mengagetkan. Miyono tahu sebelumnya Jokowi tak pernah menunjukkan keinginan masuk ke politik praktis. Apalagi keponakannya hanya punya pengalaman berorganisasi sebagai ketua Asosiasi Mebel Indonesia Solo.

Di tengah kegalauan, Miyono segera mendapat penjelasan. Ada darah politikus mengalir pada Jokowi. Kakek Jokowi dari jalur ayah, Lamidi Wirjomihardjo, adalah Lurah Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar. Sejumlah kerabat Jokowi dari garis ayahnya juga lurah. 

"Saya orang Jawa, bagaimanapun memperhatikan latar belakang trah keluarga," ujar Miyono.

Ayahanda Jokowi, Notomiharjo, yang wafat pada 2000, adalah komandan satuan tugas Partai Demokrasi Indonesia, yang kemudian menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Noto pengagum Presiden Sukarno. Hampir saban tahun ia bersama rombongan sesama aktivis partai berziarah ke makam Bung Karno di Blitar. "Saya selalu diminta menjadi donatur rombongan ziarah itu," kata Miyono.

Setelah pembicaraan empat mata itu, Miyono segera mengundang semua kerabatnya, menyampaikan keinginan sang keponakan. Sebagai pengusaha senior di bidang kayu, Miyono selanjutnya membicarakan keinginan Jokowi itu di depan para pengusaha kayu dan mebel. Para pengusaha itu akhirnya membentuk tim kecil yang bertugas menjalin komunikasi dengan partai politik.

Mereka melakukan pendekatan ke sejumlah orang yang bisa menjadi penghubung. Dalam waktu singkat, Miyono bisa menjalin komunikasi dengan F.X. Hadi Rudyatmo, Ketua Dewan Pengurus Cabang PDI Perjuangan. Akhirnya disepakati Jokowi maju sebagai calon wali kota, berpasangan dengan Rudyatmo. 

"Ya, saya dikenalkan kepada Jokowi melalui Pak Miyono," ucap Rudyatmo.

Pada masa kampanye, PDIP membentuk tim sukses yang bertugas menjalankan mesin partai untuk memenangi pemilihan. Adapun keluarga besar Jokowi, bersama para pengusaha mebel, membentuk tim sukses sendiri yang tetap menjalin koordinasi dengan partai. Tim sukses pasangan ini berkantor di gedung Grha Sabha, Solo, milik Jokowi.

Dalam pemilihan itu, Jokowi-Rudyatmo meraih kemenangan dengan perolehan suara 38 persen. Pasangan ini menyingkirkan tiga pasangan calon wali kota-wakil wali kota lain. Satu di antaranya pasangan inkumben Slamet Suryanto-Hengky Narto Sabdo.

Dalam mencari istri, Miyono juga yang diminta Jokowi melamarkan Iriana. Pesta pernikahan digelar pada 24 Desember 1986. Miyono mencukupi semua kebutuhan Jokowi. 

Setelah bekerja dua tahun di PT Kertas Kraft Aceh, Jokowi dan istri balik ke Solo. Jokowi menemui Miyono dan menyatakan ingin belajar mengurus perusahaan kayu milik Miyono. Ketika itu, Roda Jati sudah mampu mengekspor produknya ke Eropa, di antaranya ke Prancis, Jerman, dan Belgia.

Miyono menempatkan Jokowi di bagian produksi dan pemasaran. Posisi itu memberi dia kesempatan mempelajari seluk-beluk bisnis kayu, dari cara membuat hingga menjual. Tiga tahun bekerja di Roda Jati, Jokowi meminta izin Miyono mendirikan perusahaan sendiri. "Dia menyatakan ingin mandiri," kata Miyono.

Kini pada Ahad, 27 Februari 2022, Miyono dinyatakan tutup usia pada pukul 19.50 WIB. Sosok yang berjasa besar di hidup Jokowi itu meninggal di usia ke-82 akibat sakit non Covid-19 di Solo, Jawa Tengah. Jokowi pun segera berangkat ke Solo dari Jakarta untuk menyaksikan pemakaman Miyono. 

 

M JULNIS FIRMANSYAH | MAJALAH TEMPO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus