Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Panti Sosial Sasana Bina Daksa Budi Bhakti Pondok Bambu, Jakarta Timur, mendorong 15 warga binaannya untuk menjadi atlet disabilitas profesional. Penanggung Jawab Panti Sasana Bina Daksa Budi Bhakti, Lili Ali, mengatakan dari 39 warga binaan panti milik pemerintah itu, 15 di antaranya telah fokus untuk menjadi atlet disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: 4 Langkah Konseling untuk Sesama Penyandang Disabilitas
"Hampir sebagian warga binaan kami memutuskan untuk menjadi atlet disabilitas profesional," kata Lili di Panti Sosial Sasana Bina Daksa Budi Bhakti Pondok Bambu, Jakarta Timur. Lili menuturkan para atlet di panti Budi Bhakti Pondok Bambu adalah mereka yang terkena paraplegia.
Paraplegia merupakan kondisi hilangnya kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh bagian bawah yang meliputi kedua tungkai dan organ panggul. Para atlet tersebut terbagi ke dalam beberapa cabang olahraga di antaranya catur, bulutangkis, tenis, dan anggar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga: Menjaga Tunawicara Tetap Bicara, Rahasianya? 4 Jam Setiap Hari
Mereka, kata Lili Ali, mewakili DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Utara dan Banten. "Dari 15 atlet di panti kami, empat di antaranya adalah atlet perempuan. Dan yang paling banyak atlet bulutangkis enam orang," ujarnya. "Mereka bakal dipersiapkan untuk pekan paralimpik nasional tahun depan."
Di ajang Asian Para Games 2018 kemarin, Panti Bina Daksa mengirim dua atlet untuk bertanding mewakili cabang bulu tangkis dan anggar. Bahkan, atlet para anggar dari Panti Bina Daksa, yakni Ellih, 37 tahun, menyabet medali perunggu. "Kami bersyukur atlet kami bisa meraih prestasi di Asian Para Games," ucapnya.