Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Surabaya-Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyesalkan ceramah Ustad Yahya Waloni yang menghujat calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin dan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi hanya karena perbedaan pilihan dalam pemilu presiden.
Ceramah Yahya Waloni berdurasi 10 menit berjudul Cahaya Tauhid viral di media sosial. Ia menyebut Ma’ruf Amin mau saja saat ditawari sebagai cawapres Jokowi meski sudah uzur dan mau mati. Yahya juga memelesetkan singkatan TGB dengan Tuan Guru Bajingan.
Baca: Ma'ruf Amin dan Mahfud MD Pelukan di Nikahan Anak Ketua DPR
“Saya miris mendengar ceramah semacam itu, betapa dengan mudahnya seorang ustad menjelek-jelekkan seorang ulama senior,” kata Saifullah atau yang akrab disapa Gus Ipul, di sela acara peluncuran #2019PemiluCeria di Hotel Garden Palace, Surabaya, Senin, 17 September 2018.
Menurut Gus Ipul sejak kecil umat Islam dididik untuk mencari ilmu dengan baik, diajari meneladani Rasulullah SAW sekaligus juga untuk bisa sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, kata Gus Ipul, ahlak menjadi sangat penting. “Kita sudah terbiasa dengan perbedaan pendapat antar-ulama, tidak hanya urusan yang kaitannya halal-haram, boleh-tidak boleh, tapi juga perbedaan politik sejak Indonesia lahir,” ujarnya.
Lihat: Ma'ruf Amin Ingin Jadi Wakil Presiden Pertama yang Pakai Sarung
Jangan sampai, kata dia, hanya karena proses pemilihan presiden, perbedaan politik menjadi permusuhan. Apalagi pilpres hanya proses rutin lima tahun sekali. “Siapa pun yang menang maksimal hanya memimpin 10 tahun, jangan korbankan kerukunan umat ini,” katanya.
Gus Ipul berharap Ustad Yahya Waloni segera meminta maaf. Apalagi rekam jejak keulamaan Ma'ruf Amin sudah tidak diragukan. “Kiai Ma’ruf jelas ulama besar, TGB juga punya jejak sebagai ulama. Tapi saya belum tahu rekam jejak Ustad Yahya Waloni,” ucap Gus Ipul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini