Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Palu - Bencana gempa dan tsunami Sulteng membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Pada hari kedelapan pascabencana, jumlah pengungsi tercatat sebanyak 62.359 orang. Mereka tersebar di Palu, Donggala, dan Sigi. Jumlah itu berdasarkan data yang masuk pada Jumat malam, 5 Oktober 2018, di pusat penanganan Makorem 132 Tadulako, Palu.
Jumlah pengungsi ini menunjukkan penurunan karena sehari sebelumnya pengungsi yang tercatat sebanyak 70.821 orang. Penurunan ini terjadi karena banyak pengungsi yang memilih pindah ke daerah-daerah lain, termasuk ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Menurut sejumlah pengungsi, mereka memilih pindah karena kesulitan makanan. Bantuan logisitik memang mengalir ke lokasi bencana namun pendistribusiannya belum merata. Para pengungsi yang tidak mendapatkan logistik itu akhirnya memilih pindah.
"Sudah lima hari kami tidak dapat logistik, padahal dari berita-berita yang kami dengar sudah ratusan ton yang masuk di Kota Palu," ujar Arman, warga Gawalise, Palu Timur. Menurut Arman, tidak sedikit korban bencana yang memilih mengungsi ke bandara untuk sambil menunggu bisa diterbangkan ke daerah lain. Arman berharap pemerintah bisa segera memulihkan kondisi daerah yang tertimpa bencana.
Kondisi Kota Palu saat ini berangsur-angsur membaik pasca gempa dan tsunami Sulteng. Listrik di sebagian wilayah kota sudah mengalir. Sebagian toko juga sudah buka seiring pulihnya jalur komunikasi. Namun di beberapa tempat masih terlihat penduduk antre untuk membeli bahan bakar minyak di SPBU.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini