Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Perhatikan Tutur dan Gesture Saat Berinteraksi dengan Difabel

Perlu pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dengan teman difabel. Mulai dari cara berkomunikasi sampai bahasa tubuh.

12 November 2019 | 10.00 WIB

Ilustrasi penyandang cacat / kaum difabel. REUTERS/Rafael Marchante
Perbesar
Ilustrasi penyandang cacat / kaum difabel. REUTERS/Rafael Marchante

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Muncul beragam reaksi dari orang awam saat bertemu dengan difabel. Ada yang takut, kasihan, atau bahkan tak peduli. Apapun sikap yang ditunjukkan, perlu diingat bahwa penyandang disabilitas juga punya perasaan, ingin dihargai tanpa dikasihani sebagaimana orang lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebab itu, diperlukan pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dengan teman difabel. Mulai dari cara berkomunikasi sampai bahasa tubuh atau gesture yang tercermin saat berhadapan dengan penyandang disabilitas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip buku Panduan Penanganan Perkara Penyandang Disabilitas Berhadapan dengan Hukum dalam Lingkup Pengadilan yang dibuat oleh Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MaPPI FHUI), Sentra Advkasi Perempuan, Difabel, dan Anak (Sapda), dan Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2), ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat berinteraksi dengan penyandang disabilitas.

Berikut ini cara berinteraksi dengan penyandang disabilitas:

  1. Sapa dan bicara secara langsung dengan kontak mata. Hindari berbicara satu arah melalui orang lain, baik melalui penerjemah atau pendamping

  2. Fokus kepada penyandang disabilitas yang diajak bicara, bukan pada kondisinya.

  3. Bicara dengan jelas, mudah dipahami, dan tetap santun.

  4. Bahasa tubuh yang ramah. Contohnya usahakan bicara dalam posisi sejajar dan jangan dengan sengaja membelakanginya.

  5. Jangan membuat penyandang disabilitas sebagai orang yang aneh.

  6. Kenalilah kebutuhan spesifik penyandang disabilitas, misalnya disabilitas fisik membutuhkan kursi roda.

  7. Jika merasa penyandang disabilitas yang datang membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk menanyakan apakah dia butuh bantuan. Kemudian tanyakan bagaimana cara penyandang disabilitas ingin dibantu.

  8. Kursi roda, tongkat, alat bantu dengar, tangan palsu, kaki palsu, dan alat bantu lainnya merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Jadi, jangan menyentuh, memindahkan, atau melakukan sesuatu pada alat bantu tadi tanpa persetujuan.

  9. Tidak memberikan pertanyaan yang berulang-ulang.
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus