Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pilgub NTT, Golkar dan NasDem Usung Viktor Laiskodat-Yosep Nai

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusung Golkar dan NasDem di Pilgub NTT adalah Viktor Laiskodat-Yosep Nai Soi.

14 November 2017 | 12.22 WIB

Ketua Fraksi Nasdem DPR RI, Victor Laiskodat usai menggelar deklarasi dukungan terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk maju sebagai Cagub dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 yang disampaikan di gedung DPP Partai Nasdem, Jakarta Pusat, 12 Februari 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
Perbesar
Ketua Fraksi Nasdem DPR RI, Victor Laiskodat usai menggelar deklarasi dukungan terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk maju sebagai Cagub dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 yang disampaikan di gedung DPP Partai Nasdem, Jakarta Pusat, 12 Februari 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Kupang - Partai Golkar dan Nasional Demokrat (NasDem) akan mengusung Viktor Bungtilu Laiskodat dan Yoseph Nai So'i sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Hampir pasti benar," kata Yoseph Nai Soi, Senin, 13 November 2017 saat berkunjung ke Kupang bersama Ketua DPR RI Setya Novanto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto membantah Partai Golkar dan Nasdem telah pecah kongsi di Pilgub NTT. "Tidak ada masalah antara Golkar- dan Nasdem di NTT," kata Setya Novanto.

Menurut dia, Golkar- Nasdem tetap bersama-sama berkoalisi, dan diharapkan bisa terus berlangsung ke depannya. "Gak ada masalah, kami masih tetap bersatu," tegasnya.

Ketua DPD I Partai Golkar, Melki Laka Lena mengatakan informasi ini masih dikaji oleh DPP Partai Golkar bersama Nasdem. "Masih akan dibahas di DPP. Tapi tidak pecah kongsi antara dua partai ini," katanya.

Nama Viktor Laiskodat sempat menjadi bahan perbincangan netizen setelah video pidatonya viral di media sosial. Dalam pidato tersebut Laiskodat menyebutkan adanya dukungan sejumlah partai politik terhadap kelompok ekstrimis yang ingin menjadikan Indonesia sebagai khilafah. Partai yang dituding Laiskodat adalah Demokrat, Gerindra, PKS, dan Partai Amanat Nasional.

Mahkamah Kehormatan Dewan sempat akan memeriksa kasus pidato Laiskodat yang merupakan anggota DPR. Namun hingga kini belum jelas, penyelesaian kasus ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus