Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Polisi Buru Juragan Pembunuh Salim Kancil

Mabes Polri masih menyelidiki dugaan adanya pembiaran oleh

polisi sehingga peristiwa pembunuhan Salim Kancil terjadi.

3 Oktober 2015 | 13.48 WIB

Seorang mahasiswa memegang poster bergambar Salim Kancil saat aksi solidaritas atas terbunuhnya aktivis petani Salim Kancil di Surabaya, 1 Oktober 2015. Aksi yang di ikuti oleh WALHI Jatim, LBH Surabaya, Ecoton dan sejumlah kelompok mahasiswa ini menuntut
Perbesar
Seorang mahasiswa memegang poster bergambar Salim Kancil saat aksi solidaritas atas terbunuhnya aktivis petani Salim Kancil di Surabaya, 1 Oktober 2015. Aksi yang di ikuti oleh WALHI Jatim, LBH Surabaya, Ecoton dan sejumlah kelompok mahasiswa ini menuntut

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan Kepolisian tak berhenti pada penetapan 23 tersangka pembunuhan aktivis tambang Salim Kancil di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Satu di antara 23 tersangka tersebut adalah Kepala Desa Selok Awar-awar Hariyono, yang diduga sebagai otak pembunuhan Salim Kancil. Hariyono juga dijadikan tersangka kasus dugaan tambang pasir ilegal di Pantai Watu Pecak, Selok Awar-awar.

Menurut Badrodin, Kepolisian masih mengembangkan kasus pembunuhan Salim Kancil dan penyiksaan rekannya yang bernama Tosan, juga warga Desa Selok Awar-awar. "Apakah itu ada yang membiayai, menyuruh, kemungkinan ke arah sana," katanya saat dihubungi, Jumat, 2 Oktober 2015. (Lihat video Pembunuhan Salim Kancil, Dari ABG Sampai Kepala Desa Jadi Tersangka, Sebelum Tewas, Salim Kancil Sempat Mengadu Ke Polres. Aparat lalai?)

Namun dia tak mau menduga-duga pelaku lain yang dimaksudkannya itu merupakan pengusaha tambang pasir besi di Lumajang. "Tergantung ke penyidikan," ucapnya.

Ia mempersilakan penyidik memproses hukum siapa pun yang terlibat kasus ini. "Penyidikan aktor intelektual, siapa pun, kepala desa, pengusaha, polisi, silakan diproses hukum," ujarnya.

Badrodin mengaku masih menunggu laporan dari tim Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri yang menyelidiki dugaan adanya pembiaran oleh polisi sehingga peristiwa pembunuhan Salim Kancil dan penyiksaan Tosan tersebut terjadi dua pekan lalu. "Timnya masih di sana, belum selesai. Temuan sementara juga belum disampaikan karena saya baru tiba di Jakarta," ucapnya.

Pembunuhan ini terjadi pada hari Salim Kancil dan kawan-kawan akan berunjuk rasa menolak penambangan pasir ilegal di kampungnya. Sebelum hari unjuk rasa, Salim dkk sudah melapor ke polisi mengenai rencana itu. Mereka pun melaporkan adanya intimidasi terhadap warga yang menolak tambang pasir ilegal oleh kelompok tertentu.

Tapi, saat mereka akan berunjuk rasa, Salim Kancil dan Tosan menjadi korban penyerangan sekelompok orang. Salim tewas setelah disiksa di balai desa. Adapun Tosan ditemukan dalam kondisi terluka parah. Saat ini Tosan dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang.

LINDA TRIANITA


Baca juga:
Kisah Salim Kancil Disetrum, Tak Juga Tewas: Inilah 3  Keanehan  
EKSKLUSIF G30S 1965: Begini Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rusman Paraqbueq

Rusman Paraqbueq

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus