Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama ini, Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Monoarfa menjadi Koordinator Dewan Pengarah Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals alias SDGs 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penunjukkan Suharso Monoarfa ini diharapkan bermanfaat bagi percepatan realisasi program-program SDGs 2024 sebelum masa kepemimpinan Jokowi berakhir pada tahun 2024. Sementara itu, mengutip situs web Bappenas, program SDGs akan berakhir pada tahun 2030 secara global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain santer dibicarakan usai ditunjuk menjadi koordinator SDGs 2024, Suharso Monoarfa juga diisukan sedang memiliki kerenggangan hubungan dengan partainya, yaitu Partai Persatuan Pembangunan alias PPP. Pasalnya, pada akhir bulan Agustus lalu, Suharso Monoarfa dicopot dari jabatannya dan tidak lagi memegang kedudukan sebagai Ketua Umum PPP.
Profil Suharso Monoarfa
Dikutip dari situs web resmi Presiden Republik Indonesia, kendati tidak lagi menjadi Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa masih tercatat memegang jabatan sebagai Menteri PPN sekaligus Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional alias Bappenas.
Secara akademis, Suharso merupakan lulusan S1 Departemen Planologi di Institut Teknologi Bandung alias ITB pada 1979. Kemudian, ia melanjutkan jenjang S2 di dua universitas sekaligus, yaitu University of Standard di Amerika Serikat dengan Jurusan Executive Development pada tahun 1994 serta Jurusan Executive Program di University of Michigan pada tahun 1995.
Suharso juga diketahui menerima gelar doktor kehormatan atau Dr. Honoris Causa di bidang bisnis dari William Business College, University of Sydney di Australia pada tahun 2014.
Karier Politik Suharso Monoarfa
Berdasarkan catatan Tempo, pria kelahiran 1954 ini memang memiliki rekam jejak yang dekat dengan orang-orang istana. Pada tahun 2002 - 2004, Suharso tercatat menjadi staf khusus wakil presiden yang kala itu presidennya adalah Megawati Soekarnopoetri. Sementara itu, wakil presiden waktu itu adalah Hamzah Haz yang ternyata juga memegang jabatan sebagai Ketua PPP sejak tahun 1998 - 2007.
Kemudian, pada tahun 2004 - 2009, Suharso tercatat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Lantas, pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, ia ditunjuk menjadi Menteri Perumahan Rakyat dari tahun 2009 hingga 2011.
Sementara itu, pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi, Suharso Monoarfa memulai kariernya dengan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden Wantimpres untuk periode 2014 - 2019. Barulah, pada periode 2019 - sekarang, Suharso menduduki jabatan sebagai Menteri PPN dan Kepala Bappenas.
Kehidupan Bisnis yang Mentereng
Sebelum terjun ke dunia politik seperti saat ini, nama Suharso Monoarfa memang cukup terkenal di kalangan pebisnis. Catatan Tempo menunjukkan bahwa pria kelahiran Mataram ini sempat memegang beberapa jabatan strategis di sejumlah perusahaan ternama.
Pada tahun 1979 - 1982, Suharso merupakan Direktur Penerbit PT Iqra di Bandung. Kemudian, ia juga sempat menjadi Manajer Umum PT First Nobel milik Gobel Group (1982 - 1986), Direktur Nusa Consultant (1986 - 1990), Direktur dan Corporate Secretary PT Bukaka Teknik Utama (1991 - 1997).
Suharso Monoarfa juga tercatat pernah menjadi Chairman PT Batavindo Kridanusa (1996 - 2000), Direktur PT Bukaka Sembawang Int. (1997 - 2000), Chairman PT Argo Utama Global (1998 - 2002); dan Chairman Rheno Resources (2012).
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.