Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Prabowo Respons Keadaan Darurat Militer Korea Selatan: Indonesia Jangan Terlalu Lengah

Prabowo mengimbau semua pihak untuk tidak terlalu lengah dan santai menyikapi situasi geopolitik tersebut.

4 Desember 2024 | 14.38 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto menyapa sejumlah warga saat akan tiba di Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, 4 Desember 2024. ANTARA/HO/BPMI-Kris
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden RI Prabowo Subianto menyapa sejumlah warga saat akan tiba di Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, 4 Desember 2024. ANTARA/HO/BPMI-Kris

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menanggapi penetapan keadaan darurat militer yang disampaikan oleh pemerintah Korea Selatan. Dia mengimbau kepada semua pihak untuk tidak terlalu lengah dan santai menyikapi situasi geopolitik tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Kalau tidak salah semalam pemerintah Korea Selatan menyatakan keadaan darurat. Jadi mari kita jangan terlalu lengah," kata Prabowo saat berpidato di acara sidang tanwir dan resepsi milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu, 4 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prabowo menyinggung posisi Indonesia yang tidak memihak negara mana pun. Dia menginginkan posisi Indonesia sebagai negara non-blok, sehingga harus menghormati semua negara yang ada.

Selain itu, purnawirawan TNI ini mengatakan bahwa Indonesia tidak menghendaki terjadinya perang. Dia menyebut telah memahami dampak dari peperangan tersebut. "Perang itu destruktif. Ibarat pohon butuh 20 tahun untuk tumbuh, (tapi) hanya 15 menit untuk tumbang," ujarnya.

Dia mencontohkan peperangan yang terjadi di Ukraina. Prabowo mengatakan perang itu telah mengakibatkan naiknya harga pangan di seluruh dunia.

Selain itu, kepala negara turut menyinggung kejadian yang menimpa Gaza dan Lebanon. Dia berujar bahwa korban konflik di Gaza dan Lebanon itu sebagai saudara masyarakat Indonesia.

Dia mewanti-wanti agar situasi yang damai di tanah air tidak dianggap sebelah mata. Sebab, menurut dia, kekayaan alam yang dimiliki Indonesia berpotensi mendatangkan ancaman.

"Kenapa kita harus waspada? Karena kita kaya. Bukan kita pergi ke Belanda, tapi orang Belanda ke kita," ucapnya.

Karena itu, dia mengatakan bahwa Indonesia memerlukan kepemimpinan politik yang andal. Hal tersebut, katanya, dapat terwujud bila ada kerukunan dan jiwa besar dari semua kalangan untuk bersatu di tengah kemajemukan.

"Fanatisme agama, suku, ras, budaya justru ini yang melahirkan peperangan," ujarnya.

Presiden Korea selatan Yoon Suk Yeol dalam siaran langsung di televisi mengumumkan keadaan darurat militer di negaranya pada Selasa, 3 Desember 2024. Pengumuman tersebut mengejutkan warga Korea Selatan. Namun keputusan darurat militer itu dibatalkan hanya beberapa jam setelah diumumkan.

Yoon Suk Yeol mengatakan alasan menetapkan darurat militer di Korea Selatan karena partai-partai oposisi telah menyandera proses parlemen.

"Saya menyatakan darurat militer untuk melindungi Republik Korea yang merdeka dari ancaman pasukan komunis Korea Utara, untuk membasmi kekuatan anti-negara pro-Korea Utara yang tercela yang merampok kebebasan dan kebahagiaan rakyat kita, dan untuk melindungi tatanan konstitusional yang bebas," kata Yoon seperti dilansir dari Reuters.

Novali Panji Nugroho

Lulus dari Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bergabung dengan Tempo pada September 2023. Kini menulis untuk desk Nasional, mencakup isu seputar politik maupun pertahanan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus