Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengatakan, TNI selalu dituduh menjadi diktator. Padahal, Prabowo mengklaim TNI merupakan sosok yang menyukseskan reformasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"TNI selalu dituduh bahwa kita mau jadi diktator," kata Kpala Negara dalam kegiatan halalbihalal Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 6 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mantan komandan jenderal Kopassus ini mulanya tidak terima TNI dituduh menjadi diktator ketika memimpin sebuah negara. Menurut Menteri Pertahanan ini, dalam sejarah dunia, tidak ada tentara yang mundur dari politik. Namun, TNI justru mundur dari gerakan reformasi. "Kami rela mundur," kata dia.
Adapun Gerakan Reformasi 1998, sering disebut sebagai Gerakan Mahasiswa 1998, adalah puncak dari berbagai gerakan mahasiswa dan masyarakat yang menuntut perubahan di Indonesia pada akhir dekade 1990-an. Gerakan ini berhasil memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatan Presiden pada 21 Mei 1998, setelah menjabat selama 32 tahun.
Dua penyebab reformasi yaitu Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) dan Dwi Fungsi ABRI, yaitu peran ganda TNI dalam pemerintahan. Reformasi digerakkan oleh elemen masyarakat. Di antaranya mahasiswa, masyarakat, buruh, dan tokoh pro demokrasi.
Pada Mei 1998, Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun akhirnya lengser. Gerakan mahasiswa yang menolak pidato pertanggungjawaban Soeharto di Gedung DPR/MPR menjadi pemicu utama. Meskipun demikian, pada 11 Maret 1998, Soeharto dan BJ Habibie tetap dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Kemudian, pada 14 Maret 1998, mereka membentuk "Kabinet Pembangunan VII."
Pilihan Editor: Prabowo Sebut TNI dan Polri Ikut Berperan Sukseskan Reformasi
Foto 
