Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai suara PDIP di akar rumput akan terpecah jika relawan Pro Jokowi atau Projo merapat ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Apalagi, menurut dia, kelompok relawan tersebut kemungkinan akan mendapatkan restu Jokowi untuk mendukung KIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Suka tak suka, senang tak senang, jika Projo bergeser dukungan ke KIB, maka suara PDIP akan terpecah,” kata Ujang ketika dihubungi, Ahad, 5 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada Sabtu kemarin, Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi hadir dalam acara Silaturahmi Nasional koalisi yang digagas oleh Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Wakil Menteri Desa tersebut pun memberi sinyal untuk mendukung pasangan yang diusung koalisi tersebut.
Budi menyatakan bahwa mereka merupakan kelompok relawan spesialis pemilihan presiden. Meskipun demikian, dia membantah anggapan bahwa kehadirannya untuk menyodorkan nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden.
Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, pun menyatakan kehadiran Projo itu spesial. Dia menyebut kehadiran kelompok relawan pendukung Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019 tersebut sebagai babak baru dari Koalisi Indonesia Bersatu.
Ujang menyatakan bahwa kehadiran Budi Arie tersebut menunjukkan dukungan Jokowi terhadap KIB. Menurut dia, KIB membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk Projo.
Dia menilai kelompok relawan yang mendukung Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019 tersebut masih memiliki kedudukan penting. Pasalnya, Jokowi masih akan menjabat sebagai presiden hingga 2024 dan bisa saja menentukan arah dukungan politik dari kader PDIP di akar rumput.
“Mungkin itu bentuk komunikasi KIB dengan Projo, untuk meyakinkan publik bahwa KIB dapat restu Jokowi. Adanya Projo di acara KIB itu ingin menunjukkan bahwa Jokowi dukung KIB,” kata dia.
Projo memang dikenal sebagai kelompok relawan yang dimotori kader PDIP di berbagai daerah. Saat ini, aroma perpecahan di internal partai berlambang banteng itu pun sudah mulai tercium.
Sejumlah elit PDIP terus menerus menyerang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo soal manuvernya untuk maju pada Pemilihan Presiden 2024. Mereka menilai Ganjar tidak taat dengan perintah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang belum akan memutuskan soal siapa capres yang akan mereka usung.
Dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Projo di Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, Jokowi pun sempat melempar sinyal dukungan terhadap Ganjar. Meskipun demikian, Jokowi meminta waktu untuk menetapkan siapa capres yang akan dia dukung.