Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Vaghwa Hasib Nata Praja, mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil lulus dengan meraih IPK 4.00 dalam program magister Teknik Geodesi dan Geomatika ITB tahun akademik 2022/2023. Pada 2004, Vaghwa jugamenempuh pendidikan sarjana Teknik Geodesi dan Geomatika ITB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setelah itu, Vaghwa memilih berkarier di TNI Angkatan Udara Balitbang Kementerian Pertahanan. Di TNI, Vaghwa mengerahkan kemampuan yang dimiliki dalam membuat peta alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI-AU.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seiring bertambahnya waktu, era digital semakin berkembang. Tuntutan perbaikan kualitas alutsista menggunakan data geospasial digital mulai dirasakan. Terlebih saat ini tengah dilakukan program pengembangan pesawat tempur KF – X / IF - X kerja sama Indonesia dan Korea Selatan yang membutuhkan peta digital yang akurat.
Vaghwa mengatakan bahwa ilmu yang didapat saat sarjana masih belum menggunakan digital atau dominan manual. Sehingga, pada 2020, Vaghwa diamanahkan untuk melanjutkan pendidikan S2 di ITB dengan beasiswa kerja sama Kementerian Pertahanan dan ITB untuk mendalami geospasial digital.
Berbeda tahun tentu berbeda pula sistem pendidikan ITB. Hal ini dirasakan Vaghwa saat menginjakkan kaki lagi di ITB setelah 16 tahun lamanya. Nostalgia semasa S1 dia rasakan, terutama dalam hal mengingat mata kuliah S1 yang sempat terlupa.
Vaghwa mengungkapkan manfaat menjadi bagian dari ITB sejak sarjana. Bantuan akademis datang tidak hanya dari rekan mahasiswa S2 dan dosen, melainkan dari teman-teman himpunan Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG) ITB. Kegiatannya di kampus juga sering dihabiskan untuk berbagi ilmu dan cerita di himpunannya dulu itu.
“Keberhasilan studi saya juga tidak lepas dari teman-teman IMG angkatan 2018-2020 yang membuka diri ketika saya menemui kesusahan dalam kuliah S2,” ungkap Vaghwa dilansir dari lama ITB pada Rabu, 12 April 2023.
Vaghwa mengangkat judul tesis “Analisis Kualitas Informasi Geospasial Tematik Radar Pasif”. Tidak ingin menyiakan waktu, pengerjaan Tesis dia lakukan sejak pengumuman magister ITB pada 2020.
Dalam penelitiannya, Vaghwa berfokus pada peningkatan kualitas data informasi geospasial. Kesulitan yang dialami saat proses pengerjaan yakni ketika penghitungan kualitas data informasi geospasial Indonesia yang belum tersosialisasikan dengan baik sehingga harus menemukan parameter-parameter baru. Hal ini sempat membuat Vaghwa terhambat saat penulisan bab IV.
Di samping kuliah, Vaghwa juga harus membagi waktunya dengan bekerja. Hal itu, kata dia, dirasa sulit namun tetap harus dijalani. Perwira TNI-AU ini mengungkapkan bahwa dirinya selalu mengerahkan waktu dan pikirannya saat jam kuliah.
Tips Kuliah Lancar dan Lulus Tepat Waktu
Beberapa tips belajar yang Vaghwa bagikan yakni selalu merekam pembelajaran di kelas. Cara ini telah dia lakukan semenjak S1 yang kala itu masih berbentuk mp3. Menurutnya, hal ini berguna untuk bahan belajar lagi setelah jam kuliah.
Selain itu, Vaghwa menyebutkan bahwa dirinya bukan orang yang perfeksionis, tetapi tepat sasaran. Sama halnya mengerjakan soal ujian, Vaghwa berfokus pada soal yang dia kuasai dengan memberikan referensi dari jurnal atau paper. Hal inilah yang menunjang nilai Vaghwa saat di kelas.
Berbagai rintangan yang menghampiri telah berhasil dilewati oleh Vaghwa. Hal ini juga berkat bimbingan Akhmad Riqqi yang mengantarkannya lulus dengan tepat waktu dan hasil yang memuaskan.
Vaghwa juga mengungkapkan bahwa dirinya mendapat dukungan penuh dari keluarga terutama istri. Sang istri dengan latar belakang Doktor FISIP Universitas Indonesia menjadikan motivasi Vaghwa untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Perjalanan pendidikan Vaghwa tidak hanya berhenti di sini. Keinginan melanjutkan program doktor menjadi tujuan selanjutnya. Terlebih, Vaghwa mendapat dukungan dari para dosen untuk mengembangkan penelitian dan menggali lebih dalam di program Doktoral.
“Kita harus mencintai tantangan karena jika kita mencintai tantangan, maka dengan sendirinya tantangan akan melunak dan berbalik mencintai kita,” ungkap Vaghwa.