Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Rencana Kunjungan MBS, Din Usul Biaya Visa Umrah Dihapus

Din Syamsuddin juga menyoroti pelaksanaan rekam data biometrik untuk pembuatan visa umrah dan haji.

20 Februari 2019 | 19.04 WIB

Din Syamsuddin (tengah, kiri) dengan Tan Sri Lee (tengah, kanan) saat mempertunjukkan mushaf al-Qur'an sulaman di Jakarta, 4 Juni 2018.
Perbesar
Din Syamsuddin (tengah, kiri) dengan Tan Sri Lee (tengah, kanan) saat mempertunjukkan mushaf al-Qur'an sulaman di Jakarta, 4 Juni 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengusulkan peniadaan biaya visa umrah. Ini terkait dengan rencana kedatangan Putra Mahkota Kerjaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, ke Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Karena jemaah yang datang sudah bayar, membeli sesuatu di sana sudah mendatangkan devisa. Menurut saya biaya visa umrah itu ditiadakan," kata Din di Kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019.

Selain biaya, Din juga menyoroti pelaksanaan rekam data biometrik untuk pembuatan visa umrah dan haji yang dilakukan oleh Visa Facilitation Services (VFS) Thaseel, perusahaan penyelenggara pembuatan visa di bawah Kedutaan Besar Arab Saudi. Menurut dia, sistem tersebut sangat membebani jemaah Indonesia yang ingin umrah. "Walaupun niatnya baik untuk bisa mendeteksi niat yang  tidak baik. Tapi alangkah baiknya jemaah umrah dimudahkan," ujarnya.

Din menuturkan, Arab Saudi harus mendengar aspirasi Indonesia untuk menjalin persaudaraan dan mitra strategis. Baik Raja maupun Putra Mahkota Arab Saudi yang berkunjung harus melihat Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tetapi, kata Din, yang selama ini dirasakan ialah Arab Saudi mempersepsikan Indonesia sebagai negara kelas dua. "Hal-hal itu menurut saya mau kalau sungguh-sungguh bekerjsama dengan Indonesia sebagai negara muslim," katanya.

Muhammad bin Salman (MBS) awalnya direncanakan tiba di Jakarta pada 19 Februari guna membahas berbagai kerja sama, khususnya ekonomi dan politik. Ini sebagai tindak lanjut dari hal-hal yang telah dicapai dalam pembicaraan dengan Raja Salman bin Abdulaziz yang mengunjungi Indonesia pada awal 2017. Namun, rencana kunjungan itu ditunda hingga waktu yang akan dijadwalkan kembali.

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus