Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Sambil Menangis, Sukmawati Soekarnoputri Minta Maaf atas Puisinya

Sukmawati Soekarnoputri mengatakan dirinya tak pernah berniat menghina Islam lewat puisi bertajuk Ibu Indonesia.

4 April 2018 | 16.48 WIB

Ekspresi Sukmawati Soekarnoputri dalam jumpa pers mengenai polemik puisinya yang bertajuk 'Ibu Indonesia' di kawasan Cikini, Jakarta, 4 April 2018. Sukmawati menyatakan puisi yang ia bacakan semata-mata adalah pandangannya sebagai seniman dan budayawati. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Ekspresi Sukmawati Soekarnoputri dalam jumpa pers mengenai polemik puisinya yang bertajuk 'Ibu Indonesia' di kawasan Cikini, Jakarta, 4 April 2018. Sukmawati menyatakan puisi yang ia bacakan semata-mata adalah pandangannya sebagai seniman dan budayawati. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf atas puisinya bertajuk Ibu Indonesia yang sudah menimbulkan kontroversi di masyarakat dan dianggap melecehkan agama Islam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Saya mohon maaf lahir batin kepada umat Islam Indonesia khususnya bagi yang merasa tersinggung dan berkeberatan dengan puisi Ibu Indonesia," kata dia sambil menyeka air matanya di Warung Daun Cikini pada Rabu, 4 April 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Puisi bertajuk Ibu Indonesia yang menuai polemik itu dibacakan Sukmawati pada acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018. Di dalam puisi itu, Sukmawati membandingkan azan dengan kidung dan cadar dengan konde.

Karena puisinya itu, Sukma telah dilaporkan ke polisi karena dianggap telah menghina Islam. Sejumlah pihak menganggap puisi Sukma tersebut telah menistakan ajaran Islam.

Namun, Sukmawati membantah tudingan tersebut. Dia mengatakan tidak bermaksud menghina umat Islam di Indonesia lewat puisinya. Dia mengatakan sebagai seorang muslimah merasa bersyukur dan bangga dengan ke-Islamannya.

"Saya juga putri seorang Proklamator Bung Karno yang dikenal juga sebagai tokoh Muhammadiyah dan juga tokoh yang mendapatkan gelar dari Nahdlatul Ulama sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi Assyaukah," kata Sukmawati.

Sukmawati mengatakan puisi Ibu Indonesia, ia tulis sebagai upaya mengekspresikan rasa prihatin atas kurangnya wawasan kebangsaan rakyat Indonesia. Dia berharap lewat puisi itu masyarakat Indonesia tidak melupakan jati dirinya. "Saya rangkum semata-mata untuk menarik perhatian anak-anak bangsa untuk tidak melupakan jati diri Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Sukmawati menuturkan puisi itu ia bacakan karena kesesuaian tema acara dan isi puisinya. Dia mengatakan ingin mengekspresikan isi hatinya melalui suara kebudayaan dalam acara tersebut.

Sukmawati Soekarnoputri pun mengaku saat ini tengah merasa tergerak untuk memahami masyarakat Islam Nusantara seperti yang dicita-citakan ayahnya, Soekarno. "Islam bagi saya begitu agung, mulia dan indah. Puisi itu juga merupakan bentuk penghormatan saya terhadap Indonesia yang kaya akan tradisi," kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus