Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ibunda calon wakil presiden Sandiaga Uno Rachmini Rachman Uno alias Mien Uno sakit hati anaknya dirisak kubu Jokowi - Ma'ruf melalui tagar #SandiwaraUno di jagat maya. "Kalau ada yang mengatakan 'Sandiwara Uno', mungkin dia (Sandiaga) tidak apa-apa. Tapi yang sakit hati itu ibunya," ujar Mien Uno dalam diskusi di Media Center Badan Pemenangan Nasional, Jakarta, 11 Februari 2019, sebagaimana tercantum dalam siaran pers yang diterima Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun Sandiaga tak pernah membalas yang disebutnya dengan fitnah-fitnah itu, Mien, 78 tahun mengatakan puteranya tak mungkin melakukan yang dituduhkan. "Jadi sekarang, kalau ada orang yang mengatakan itu 'Sandiwara Uno', dia harus minta maaf kepada ibunya yang melahirkan dan mendidik Mas Sandi dengan segenap tenaga untuk menjadi orang yang baik. Siapa yang mau berhadapan dengan saya sebagai ibunya?" Mien Uno, yang pada tahun 80-an terkenal sebagai pakar etika itu meradang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Politikus Partai Solidaritas Indonesia, partai pendukung Joko Widodo, Guntur Romli mengunggah sebuah foto pertemuan Sandiaga dengan warga korban banjir di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam foto itu, tampak seorang pria yang bertelanjang dada dan berlumur lumpur di dada, perut, dan tangannya. Namun, punggung pria itu terlihat bersih dari lumpur.
"Ini #SandiwaraUno sekuel yang mana? Itu kok lumpur cuma di badan depan, di belakang kok bersih, maksudnya apa? Sandiwaranya rada cerdas dong @sandiuno." Guntur Romli mencuit melalui akun @GunRomli, Ahad, 27 Januari 2019.
Selain Guntur, selebtwit Permadi Arya melalui akun twitternya @permadiaktivis mengunggah video dan lagu parodi yang juga diberinya judul Sandiwara Uno. Video itu berisi kompilasi pertemuan Sandi dengan warga di berbagai daerah yang menurut dia mengandung unsur sandiwara.
Pertama ialah pertemuan Sandiaga dengan pria korban banjir di Makassar seperti yang dicuitkan Guntur Romli. Berikutnya, kunjungan Sandiaga ke sebuah pasar di Medan, Sumatera Utara. Ketika itu, Sandiaga disambut oleh poster yang terpampang di warung beberapa pedagang pasar. Poster itu bertuliskan, "#Pak Sandiaga sejak kecil kami sudah bersahabat, jangan pisahkan kami gara-gara pilpres, pulanglah!"
Saat Sandiaga hampir tiba di warung itu, seseorang tiba-tiba hendak menurunkan poster itu. Namun, satu tim Sandiaga meminta agar poster itu dibiarkan terpasang. Menurut Permadi dalam video itu, poster itu sengaja dipasang untuk properti rekaman.
Permadi membahas video viral tentang seorang perempuan ingin berswafoto dengan Sandiaga. Perempuan itu sampai menangis, sedangkan Sandiaga sudah berada di mobilnya yang akan meninggalkan lokasi. Akhirnya, Sandiaga mengambil telepon seluler milik perempuan itu melalui jendela mobil yang terbuka dan berfoto bersama.
Setelah ditelusuri jejak digitalnya, perempuan itu diketahui pernah ada dalam forum lain bersama Sandiaga. Dia diketahui pernah berswafoto, sedangkan Sandiaga duduk beberapa meter di belakangnya bersama sekelompok pendukung Prabowo - Sandiaga.
Jejak digital lain menunjukkan perempuan itu pernah berfoto mengenakan jaket biru yang senada dengan jaket yang dikenakan dua orang lain yang ada dalam foto itu. Satu orang di antaranya, tampak logo Partai Amanat Nasional tertera di jaket biru itu. "Emak-emak nangis minta selfie, taunya kader partai udah lama kenal," tulis Permadi.
Sandiaga tidak membalas serangan kubu Jokowi - Ma’ruf itu. Mien mengatakan adegan dalam video viral itu benar-benar terjadi, bukan sandiwara. "Saya ingin mengatakan bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang memang benar terjadi," kata Mien Uno.
Jika Sandiaga tidak pernah membalas fitnah atau kabar negatif itu selama masa kampanye ini, Mien mengaku tak heran. "Landasannya adalah etika. Etika adalah aturan emas, landasannya moral," kata Mien.
Mien mengaku mendidik Sandiaga sesuai dengan aturan dan apa-apa yang telah diterimanya pada masa kecilnya. “Orang tua saya kebetulan dua-duanya guru, jadi (Sandiaga) saya didik sesuai dengan aturan."