Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Televisi Nasional Republik Indonesia Iskandar Achmad mengatakan penyiaran film Pengkhianatan G30S/PKI penting untuk proses pemahaman sejarah bagi generasi muda. "Dilihat dari sisi sejarah, penting untuk generasi muda kita, " kata Iskandar ketika dihubungi melalui telepon pada Selasa, 19 September 2017. Film itu dinilai perlu untuk memperlihatkan kekejaman PKI pada 30 September 1965.
Menurut dia, tragedi G30S/PKI merupakan fakta sejarah dan pihaknya akan memutarkan film itu jika dokumentasinya masih ada. "Saya pikir sampai sekarang tidak ada larangan, Mendagri pun sudah memberikan pernyataan," ujar Iskandar. Namun, sejauh ini, kata Iskandar, TVRI belum diminta pemerintah untuk menyiarkan film itu.
Baca: Soal Nobar Film G30S/PKI, Kivlan Zein: Itu Baik
Iskandar berjanji akan mengecek dokumentasi film itu ke Arsip Nasional Republik Indonesia karena dokumen milik TVRI sudah rusak. "Kami sedang berusaha ke arsip nasional, kalau ada apakah bisa kami pinjam," kata Iskandar.
Rencana pemutaran kembali film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI menguat sehubungan dengan instruksi Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo kepada seluruh jajarannya. Gatot mengatakan tak ambil pusing dengan kritik berbagai pihak tentang kebenaran materi film itu.
Baca juga:
Mengaku KPK dan Polri Kompak, Agus-Tito Punya Sapaan Khusus
Disebut Aktor Penyerang YLBHI, Begini Penjelasan ...
Film Pengkhianatan G30S/PKI dibuat pada 1984. Sebelumnya, semua sekolah diwajibkan memutar film itu untuk kemudian diresensi oleh para siswa. TVRI menyiarkan film itu tiap 30 September saat masa Orde Baru. Setelah Soeharto lengser, peraturan yang mewajibkan penayangan rutin film itu pun dicabut.
Film itu dikritik banyak pihak. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai film Pengkhianatan G 30S PKI tidak cocok untuk situasi saat ini yang terbuka. Ketua Bidang Kebudayaan dan Hubungan antar-Umat Beragama PBNU Imam Aziz mengatakan film itu mungkin hanya efektif pada zaman Orde Baru yang serba tertutup. "Kalau diputar sekarang, mungkin banyak yang akan tertawa terbahak-bahak." Imam menyampaikannya melalui pesan teks kepada Tempo, Ahad, 17 September 2017 sehubungan dengan rencana TNI Angkatan Darat untuk memobilisasi masyarakat menonton kembali film Pengkhianatan G 30S PKI.
BUDIARTI UTAMI PUTRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini