Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Mataram - Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhasil menyambung listrik kepada 120 keluarga di Pulau Bajo, sebuah pulau kecil di bagian utara Sumbawa, wilayah Desa Kwangko, Kecamatan Manggalewa, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). PLN menyatakan secara bertahap menambah jumlah sambungan listrik hingga 450 keluarga. Listrik yang tersambung saat ini bisa dinikmati masyarakat selama sehari penuh.
Kepala Desa Kwangko Saiful kepada Tempo mengatakan ibaratnya penduduk Pulau Bajo baru menikmati kemerdekaan.
''Ini yang didambakan sejak lama. Warga sangat senang,'' kata Saiful, Ahad siang, 23 April 2017. Saiful sudah memperjuangkan aliran listrik sejak menjabat kepala desa pada enam tahun lalu.
Baca: Proyek Listrik Mangkrak, Jonan Ancam Denda Kontraktor
Bagi mayoritas penduduk Pulau Bajo yang bermata pencarian sebagai nelayan, listrik sangat penting untuk meningkatkan perekonomian. Meski baru dialiri listrik, warga menilai perkembangan ekonomi masyarakat Pulau Bajo sudah mulai terlihat. "Di atas sangat senang karena selama ini sangat ketinggalan," ujar Saiful.
Dikatakan, ikan hasil tangkapan yang selama ini tidak bisa langsung dijual, bisa disimpan di lemari es. Kemarin, setelah mengetahui listrik akan dipasang, masyarakat di sana langsung membeli lemari es. "Setiap nelayan di sana menyimpan 30-an kilogram ikan hasil tangkapannya," ujarnya.
Kebahagiaan juga dirasakan oleh Nabil, 12 tahun, siswa kelas V SD Negeri 5 Manggalewa yang berlokasi di Pulau Bajo. "Senang, malam sudah tidak gelap lagi. Bisa belajar malam, nonton TV juga," kata Nabil.
Listrik di Pulau Bajo merupakan program listrik desa tahun 2016. Dimulai sejak Oktober 2016, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kilovolt (kV) sepanjang 4,1 kilometer sirkuit (kms) untuk mengalirkan listrik ke pulau tersebut. Sepanjang 150 meter sirkuit (ms) di antaranya melintasi perairan Teluk Saleh yang menghubungkan Pulau Sumbawa dengan Pulau Bajo.
Baca: Tambak Udang di Lampung Terkendala Listrik, Ini Upaya Pemerintah
Melalui keterangan pers, Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara Machnizon Masri mengatakan merupakan upaya PLN untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. "Bertahap seluruh masyarakat harus kita listriki,” katanya, akhir pekan kemarin.
Pada 2016, rasio elektrifikasi di Provinsi NTB mencapai 77,68 persen dari target 75,90 persen. Sedangkan saat ini rasio elektrifikasi telah mencapai 78,92 persen. PLN menargetkan pada 2020 rasio elektrifikasi dapat mencapai 92,75 persen.
Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi NTB, dalam beberapa tahun ke depan PLN akan membangun beberapa pembangkit baru, antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Lombok Peaker berkapasitas 150 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Sumbawa berkapasitas 50 MW, PLTMG Bima 50 MW, serta Pembangkit Listrik Tenaga Uap Lombok dan PLTU Lombok 2 masing-masing berkapasitas 2 x 50 MW
PLN juga akan membangun jaringan kabel bawah laut untuk mengaliri listrik Gili Gede, Lombok Barat, pada 2017. Pembangunan kabel laut ini ditargetkan selesai pada akhir 2017. Harapannya pada 2020 rasio elektrifikasi bahkan sudah di atas 95 persen.
SUPRIYANTHO KHAFID
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini