Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tulungagung - Tokoh perjuangan Tan Malaka dipastikan belum akan dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional pada November 2015 mendatang. Hingga kini, usulan penobatan terhadap tokoh sosialis itu masih belum diterima Kementerian Sosial.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan nama Tan Malaka tak masuk dalam daftar calon penerima gelar Pahlawan Nasional di kementeriannya. Dia menyarankan kepada masyarakat yang mengusulkan agar mendiskusikannya dengan Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) pemerintah daerah yang memiliki otoritas mengusulkan.
“Kalau diajukan sekarang sudah terlambat untuk pemberian gelar besok November,”kata Khofifah di acara Muslimat NU Tulungagung, Ahad 6 September 2015.
Namun, Khofifah menambahkan tak menutup kesempatan pemberian gelar tersebut di masa yang akan datang. Karena itu, dia meminta kepada masyarakat untuk membicarakan hal ini kepada TP2GP Pemerintah Kabupaten Kediri yang akan diteruskan kepada PT2GP pemerintah Provinsi Jawa Timur dan berakhir di Kementerian Sosial.
“Harus ada seminar untuk memberikan testimoni atas calon pahlawan yang diusulkan,” kata Khofifah.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Haris Setiawan mengatakan usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Tan Malaka saat ini masih dalam kajian TP2GP Pemerintah Kabupaten Kediri. Pemerintah daerah masih mengumpulkan fakta sejarah atas kepahlawanan Tan Malaka yang disebutkan meninggal di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.
“Masih dalam pembahasan dan belum ada rekomendasinya,”kata Haris.
Meski sebagian besar masyarakat di lereng Gunung Wilis, tempat makam tersebut ditemukan, meyakini jasad tersebut sebagai Tan Malaka, namun hingga kini belum ada hasil forensik yang menguatkan hal itu. Bahkan upaya pembongkaran makam yang dilakukan keponakan Tan Malaka, yakni Zulfikar Kamarudin dengan mengambil potongan jasad untuk dilakukan uji DNA hingga kini tak jelas ujung pangkalnya.
Mohamad Zairi, tokoh masyarakat Desa Selopanggung yang juga bekas kepala desa setempat meminta Menteri Sosial segera menobatkan Tan Malaka sebagai pahlawan nasional. Menurut dia penobatan tersebut akan membuat pemerintah Kabupaten Kediri tergerak merawat makam Tan Malaka yang saat kini terlantar di lereng Gunung Wilis. Makam tersebut nyaris tak terawat dengan tumbuhan liar dan ilalang di atasnya.
“Kami berharap Menteri Sosial mempelopori pemberian gelar ini karena pemerintah daerah sangat pasif,” katanya.
HARI TRI WASONO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini