Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Tandingi Acara Ketua BEM UGM Gielbran, Aksi Penyerahan Nominasi Jokowi Alumnus Paling Membanggakan Batal?

Sebuah rencana aksi massa bertajuk Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Membanggakan Kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi sedianya akan digelar di Bundaran UGM Yogyakarta Jumat siang 15 Desember 2023.

15 Desember 2023 | 18.14 WIB

Baliho besar bergambar Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan dua sisi wajah terpampang mencolok di area bundaran kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Jumat 8 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Perbesar
Baliho besar bergambar Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan dua sisi wajah terpampang mencolok di area bundaran kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Jumat 8 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta : Sebuah rencana aksi massa bertajuk Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Membanggakan Kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi sedianya akan digelar di Bundaran UGM Yogyakarta pada Jumat siang, 15 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Aksi yang akan dilakukan massa yang menamakan diri Badan Etik Mahasiswa (BEM) UGM itu rencananya dilakukan pukul 14.00 WIB. Namun, hingga pukul 16.30 WIB, tak ada aktivitas apapun di Bundaran UGM tanpa ada alasan yang jelas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pantauan Tempo, hanya puluhan personil kepolisian tampak berjaga sebelum akhirnya juga membubarkan diri. Aksi Badan Etik Mahasiswa UGM ini mengusung isu berlawanan dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGM yang dipimpin Gielbran Muhammad Noor. Sepekan sebelumnya, Gielbran menggelar acara yang bertajuk 'Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan untuk Presiden Jokowi'.

Dalam informasi yang tersebar di grup percakapan kalangan wartawan, massa aksi sudah menyiapkan baliho besar bergambar Presiden Jokowi yang sangat mirip dibuat oleh BEM UGM sepekan lalu. Hanya saja yang membedakan adalah kata 'Alumnus Memalukan' diganti kata 'Alumnus Membanggakan'.

Saat dikonfirmasi perihal aksi itu, Feri Agung Hermawan, satu satunya nama yang dicantumkan dalam rencana aksi itu mengatakan awalnya dia akan turut dalam aksi itu sebelum akhirnya menarik diri  tak terlibat lagi.

"Terkait rencana aksi di Bunderan UGM saya tegaskan bahwa saya hanya salah satu bagian dari sekumpulan massa yang punya keresahan terhadap pernyataan saudara Gielbran (Ketua BEM UGM)," kata Feri, Jumat sore.

Feri yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Filsafat UGM angkatan 2018 itu mengatakan pihaknya tak tahu menahu mengapa aksi itu batal. 

Ia justru meminta awak media menanyakan kepada humas acara itu. Saat ditanya siapakah humas acara itu, Feri justru meminta para wartawan menanyakan kepada penyebar pertama informasi aksi itu.

Feri mengatakan tak peduli aksi itu jadi atau tidak karena ia menyatakan sudah menarik diri.

"Untuk saya tidak hadir itu adalah alasan pribadi, tapi untuk aksinya jadi atau tidak dan alasannya apa, mohon sekali lagi ditanyakan ke pihak humas maupun media yang mengundang," kata Feri.

Feri mengatakan awalnya ingin ikut aksi yang menandingi BEM UGM itu karena ingin berpartisipasi demi terwujudnya gerakan mahasiswa yang tidak berfokus pada figur tetapi independen.

"Tapi saat saya tadi mau berpartisipasi, saya menemukan alasan pribadi untuk tidak berpartisipasi, sebab ada sebagian hal-hal yang saya nilai kontraproduktif terhadap gerakan yang seharusnya," kata dia. 

Dia mengatakan jika ada pihak yang butuh ganti rugi atau klarifikasi dipersilakan untuk bertanya ke pihak yang mengundang. "Bukan pada saya, sehingga pernyataan yang saya lakukan ini untuk menjelaskan ketidakhadiran saya pribadi di aksi tersebut," imbuh dia.

Feri mengatakan aksi tandingan untuk BEM UGM itu digelar seiring dinamika pasca sikap Ketua BEM KM UGM yaitu Gielbran Muhammad Noor yang membuat ajang nominasi penghargaan kepada Presiden Jokowi sebagai Alumnus UGM Paling Memalukan.

"Aksi (BEM UGM) itu membuat kami sedih dan menegaskan menolak seluruh pertanyaan saudara Gielbran, karena tidak mewakili seluruh mahasiswa UGM," kata dia.

Melalui aksi itu, kata dia, mereka sedianya ingin menyampaikan seluruh kegelisahan dalam menjaga dan memastikan demokrasi di negeri ini berjalan sebagaimana mestinya. Tetapi, tambahnya, tetap dengan mengutamakan nilai-nilai etis dan keberpihakan pada ilmu pengetahuan.

"Memastikan demokrasi berjalan sebagaimana mestinya tetapi mengutamakan nilai-nilai etis dan keberpihakan ilmu pengetahuan itu gagal ditunjukan Gielbran sebagai Ketua BEM KM UGM," kata Feri.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus