Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan nomor urut dua dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat 2018 TB Hasanuddin-Anton Charliyan atau Hasanah mengaku tak diuntungkan dengan penetapan M. Iriawan sebagai Penjabat Gubernur Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketua Tim Sukses pasangan yang disingkat Hasanah itu, Abdy Yuhana mengatakan, anggapan M. Iriawan akan berpihak ke kubunya tidak perlu dikhawatirkan. "Tudingan kami diuntungkan itu berlebihan," katanya, Rabu, 20 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kubu pasangan calon dalam Pilkada Jabar mengkhawatirkan Iriawan yang berlatar belakang polisi, bersikap tak netral. Sesama mantan Kapolda Jabar, Anton Charliyan, ikut sebagai kontestan Pilkada sebagai calon Wakil Gubernur. Bersama TB Hasanuddin sebagai calon Gubernur, pasangan itu disokong PDI Perjuangan.
Menurut Abdy, jarak waktu antara pelantikan pada Senin lalu dengan hari pencoblosan 27 Juni 2018 terhitung dekat. "Tidak mungkin melakukan konsolidasi," ujarnya. Golongan Aparatur Sipil Negara, kata Abdy, disebutnya justru condong ke kubu pasangan calon lain.
Menurutnya, M. Iriawan kini sudah dilantik. Secara hukum statusnya telah memenuhi aturan. Menteri Dalam Negeri telah mengkajinya dengan berbagai pertimbangan. "Siapa pun yang akan dilantik sebagai Penjabat Gubernur pasti akan dikomentari," kata Sekretaris PDIP Jawa Barat itu.
Abdy berharap M. Iriawan bekerja secara profesional dan fokus membangun Jawa Barat hingga Gubernur baru terpilih dan dilantik. "Kami berharap Pak Iriawan menjalankan tugas dengan baik sesuai janji," kata dia.
Terkait pelaksanaan Pilkada 27 Juni, Abdy mengatakan pemilihan harus sukses. "Penyelenggara Pemilu bagus, netral, suasana juga sehingga rakyat datang ke TPS dengan gembira," kata dia.
Partisipasi pemilih yang meningkat juga jadi indikator kesuksesan. Selama ini pemilih di Jawa Barat yang datang ke bilik suara masih kurang dari 70 persen.