Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kenaikan uang kuliah tunggal atau UKT hingga dinilai mahal di perguruan tinggi negeri maupun swasta bisa diatasi dengan kuliah secara online atau daring. Menurut dosen di Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung atau SBM ITB, Donald Crestofel Lantu, banyak manfaat dari sistem perkuliahan daring hingga membuka luas akses masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Uang kuliahnya mungkin hanya 20-30 persen dari yang sekarang. Jadi akses diperluas, tapi kuliah bisa sangat murah," ujarnya, Senin 21 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Donald, kenaikan UKT akibat faktor luar seperti aturan pemerintah, inflasi, serta banyak kampus negeri yang bertahun-tahun tidak menaikkan UKT seperti ITB sejak 2017. Sementara faktor internalnya terkait dengan manajemen perguruan tinggi yang masih belum optimal.
Menurut Ketua Pusat Bisnis Berkelanjutan SBM ITB itu, ada banyak hal yang perlu dievaluasi. Misalnya efisiensi produktivitas pengelolaan anggaran di perguruan tinggi negeri atau PTN. Sementara produktivitas PTN dinilai masih sangat rendah. “Lalu soal pendapatan PTN yang masih sangat bergantung dari UKT, itu secara keuangan tidak sehat,” ujar Donald.
Dia mencontohkan tolok ukur atau benchmark dengan perguruan tinggi di luar negeri yang ternama. Sumber pendapatannya tidak hanya dari UKT melainkan dari sumber lain sehingga uang kuliah bisa lebih murah.
“PTN dan PTS di sini masih banyak yang mengandalkan uang kuliah dari orangtua, itu seperti meja yang mengandalkan satu kaki,” kata dia. Faktor inflasi yang ikut menjadi dalih kenaikan UKT dinilainya menunjukkan kampus belum kreatif untuk mendapatkan sumber pendapatan lain.
Selanjutnya, kampus bisa kelola asetnya...
Padahal menurut Donald kampus bisa mengelola aset yang dimiliki menjadi mal, hotel, menghimpun dana abadi, hibah dana internasional, membuat pelatihan dan konsultasi, atau dari percetakan.
Sejumlah kampus di luar negeri yang telah menerapkan cara itu bisa meraih pendapatan lebih dari 50 persen. Selain itu menyokong dosen supaya bisa meneliti dan meraih penghargaan, mengajar dengan baik, dan kesejahteraannya bagus sebagai ujung tombak perguruan tinggi. “Dosen diperlakukan sebagai kapital bukan aset,” ujarnya.
Selain kampus luar negeri yang bisa menjadi tolok ukur, beberapa perguruan tinggi swasta bisa menjadi acuan perguruan tinggi negeri dalam hal pengelolaan yang profesional.
Donald menyebut tiga universitas swasta yang tergolong bagus manajemennya seperti Bina Nusantara, Prasetya Mulya, dan Telkom University. Sementara cara lain agar UKT tidak mahal bahkan bisa turun yaitu dengan menggelar perkuliahan online atau daring yang telah dilakukan 2-3 tahun selama pandemi Covid-19.
Kuliah daring menurut Donald bisa memangkas biaya gedung, listrik, air, uang kos mahasiswa, transportasi, dan makannya. Beban kampus untuk perkuliahan daring juga bisa berkurang dengan cara berkolaborasi dengan PTN lain serta Universitas Terbuka yang dinilainya memiliki infrastruktur jaringan kuliah daring yang bagus.
Kalangan industri yang suka memberikan beasiswa pun menurutnya bakal sangat tertarik. “Penerima beasiswa bisa bertambah antara dua hingga empat kali lipat karena biaya kuliah berkurang, ini yang belum dieksplorasi,” kata Donald.
Di sisi lain dia mengakui ada pihak yang lebih menyukai kuliah luring, dan pada beberapa mata kuliah mewajibkan praktik di laboratorium. “Kalau niat bisa cari jalan, teknis bisa diatur,” ujarnya.
Donald mengibaratkan perguruan tinggi seperti maskapai Garuda yang punya beberapa jenis tarif, sama seperti golongan UKT di kampus negeri. Tapi ada juga Citilink yang tarifnya jauh lebih murah ibarat kampus yang melayani perkuliahan dengan cara daring bagi sebagian mahasiswa.
“Mereka yang sebelumnya nggak kuliah atau berpotensi kuliah dengan biaya murah, mereka bisa jadi orang yang hebat juga karena akses pendidikan tingginya dibuka seluas mungkin,” kata Donald.
Menurutnya pendidikan yang bagus harus bisa dijangkau semua orang. Misi itu menjadi kewajiban perguruan tinggi negeri yang telah diberi hak istimewa atau privilege dari negara seperti tanah dan dosen yang bagus.