Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka unggul sementara versi real count Komisi Pemilihan Umum atau KPU dalam situs pemilu2024.kpu.go.id. Prabowo memperoleh 75.027.387 suara atau 58,84 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara itu pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 31.187.532 suara atau 24,46 persen dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. memperoleh 21.293.053 suara atau 16,7 persen. Data ini berasal dari 77,38 persen suara di TPS yang telah masuk dalam situs KPU hingga 26 Februari 2024 pukul 23.00.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Angka tersebut tak jauh berbeda dari hasil hitung cepat atau quick count yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei sebelumnya. Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam meminta kubu calon presiden Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo - Mahfud Md menerima dengan legowo hasil pemilihan presiden 2024.
"Angka itu menegaskan bahwa Pilpres 2024 hanya berjalan satu putaran," kata Ahmad Khoirul Umam dalam keterangan resmi, Rabu, 14 Februari 2024.
Hasil perhitungan cepat memang bukan hasil resmi yang mengikat. Namun menurut Umam, melihat dari perolehan suara berdasarkan hitung cepat, Prabowo - Gibran tampaknya akan dinyatakan sebagai capres-cawapres terpilih dalam Pemilu 2024.
Jika kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud bertekad melakukan perlawanan hasil pemilu, kata Umam, maka mereka harus merujuk pada Pasal 286 UU No.7/2017 tentang Pemilihan Umum dan juga aturan Bawaslu tentang dugaan pelanggaran pemilu yang terstruktur, sistematis, dan massif (TSM). Kedua pasangan tersebut harus bisa menghadirkan data, informasi, dan bukti-bukti TSM di 50 persen wilayah provinsi di Indonesia. Tidak hanya itu, kedua pasangan tersebut juga harus membuktikan pelanggaran itu masuk dalam skala massif dan sistematis.
Menurut Umam, berkaca dari hitung cepat kali ini, Pilpres 2024 berbeda dengan Pilpres 2014 dan 2019, di mana angka kemenangan capres-cawapres berada di bawah hasil survei yang beredar sebelumnya. Angka kemenangan di Pilpres 2024 justru jauh lebih tinggi dibanding angka-angka survei hasil temuan lintas lembaga.
"Per minggu lalu (lembaga-lembaga survei) hanya mampu memotret level dukungan tertinggi paslon 02 di kisaran 52 persen," ujarnya