Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tongkat tunanetra dengan sensor dibuat dan mulai digunakan di Turki. Selain dapat menunjukkan jalan berdasarkan peta digital, tongkat bernama We Walk ini dapat mendeteksi berbagai halangan di depan tunanetra yang menggunakannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
We Walk mengadopsi peta digital dari Google Maps dan dilengkapi speaker tambahan. Pengeras suara ini berguna memberitahukan jalan melalui suara berdasarkan peta tadi. Tongkat We Walk dioperasikan bersama ponsel berplatform Android agar terhubung ke layanan peta Google.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Cara kerjanya, sensor berupa gelombang ultrasonik yang berada di bagian bawah tongkat mendeteksi segala macam benda yang berpotensi menghalangi jalan tunanetra. Sensor ini juga bekerja berdasarkan perintah jalur di Google Maps.
"Bila ada sedikit halangan, bagian pegangan tongkat yang digenggam tunanetra akan bergetar," ujar Kursat Ceylan, penemu tongkat We Walk seperti yang dikutip dari Designdoom.
Kursat Ceylan yang juga seorang tunanetra adalah CEO Young Guru Academy atau YGA. Perusahaan non-profit di Turki ini bergerak di bidang teknologi untuk membuat alat bantu disabilitas, khususnya tunanetra.