Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

<font size=1 color=#FF9900>PENGHARGAAN</font><br /><font face=arial size=3>Kadarusman dan Hananto</font>

31 Oktober 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA mahasiswa program doktor di Prancis ini dianugerahi Mahar Schutzenberger Award 2011 dari AFIDES Foundation. Penelitian mereka dinilai menawarkan solusi bagi persoalan keanekaragam hayati, transportasi, dan ekonomi Indonesia. Kadarusman, mahasiswa Universitas Paul Sabatier Toulouse, meneliti sejarah evolusi, taksonomi, serta keanekaragaman ikan pelangi yang terancam punah di Papua. Adapun Hananto, mahasiswa Universitas Paris Est-Creteil, mengkaji pentingnya moda transportasi dan fasilitas publik untuk meningkatkan akses masyarakat ke pasar tenaga kerja. Penghargaan diberikan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris, Rabu pekan lalu.

MENINGGAL
Titie Said

MANTAN Ketua Lembaga Sensor Film ini wafat pada usia 76 tahun di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, Senin sore pekan lalu. Ia dirawat dua pekan di ruang perawatan khusus akibat stroke. Titie menulis 25 novel dan sejumlah cerita pendek. Dari pernikahannya dengan Samadikun, ia dikaruniai lima anak. Bekas redaktur majalah Kartini ini dikebumikan di pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Aurora Frida Tambunan

RABU pagi pekan lalu, Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini meninggal pada usia 58 tahun di Rumah Sakit Gleneagles, Singapura. Perempuan yang terlibat dalam usaha menghidupkan kawasan Kota Tua Jakarta ini sudah tiga dekade mengidap kanker. Dia pernah menjabat Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta dan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata. Dari pernikahan dengan Kepala Otorita Asahan Kementerian Perindustrian, Saut M.P. Hutauruk, Aurora dikaruniai tiga anak.

PENGUKUHAN
Hasnawi Haris

Selasa pekan lalu, ia ditetapkan sebagai guru besar ilmu hukum dan hak asasi manusia Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar. Dalam acara pengukuhannya, ayah dua anak ini menyampaikan orasi ilmiah tentang sejumlah persoalan dalam pengusutan kasus hak asasi manusia. Menurut dia, proses hukum di Indonesia sulit ditegakkan karena pengertian mengenai pelanggaran hak asasi manusia terlalu luas dan cenderung melebar.


"Saya bosan berbicara tentang Irfan, tak tertarik lagi. Biar dia urus dirinya sendiri."

—Rahmad Darmawan, pelatih tim nasional sepak bola U-23, Selasa pekan lalu, soal Irfan Bachdim yang dijatuhi sanksi tiga bulan oleh Komisi Disiplin PSSI karena mangkir.

"Di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung, capek-capek menuntut, orangnya keluar juga."

— Denny Indrayana, Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kamis pekan lalu, mengusulkan agar semua perkara korupsi diadili di Jakarta. Ia menunjuk Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung yang berkali-kali membebaskan terdakwa perkara korupsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus