Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

Djoenadi Joesoef

12 Oktober 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendiri dan Presiden Direktur PT Konimex, Djoenadi Joesoef, boleh bangga. Kamis malam pekan lalu, di Hotel Mulia, Jakarta, dia dinobatkan sebagai Pengusaha Indonesia Terbaik Tahun 2003. Penghargaan diberikan oleh Ernst & Young, perusahaan jasa layanan profesional terkemuka di dunia.

Dalam anugerah tahunan Entrepreneur of the Year (EOY), ini sudah ketiga kalinya, terpilih enam pengusaha Indonesia berprestasi. Mereka adalah Djoko Susanto (PT Alfa Retailindo) sebagai Pengusaha Jasa Terbaik, Harijanto (Dimension Footwear Group) sebagai Pengusaha Industri dan Manufaktur Terbaik, Harto Khusumo (PT Pelayaran Tempuran Mas Tbk.) sebagai Pengusaha Paling Bersemangat, Gusti Terkelin Soerbakti (PT Eka Sari Lorena) sebagai Pengusaha dengan Pengabdian Sepanjang Hidup, serta Jaya Sukamto (PT Berri Indosari) sebagai Pengusaha Muda Terbaik Tahun 2003. Puncaknya, gelar Pengusaha Terbaik Tahun 2003 jatuh pada Djoenadi Joesoef.

Rencananya, pada Mei tahun depan, Djoenadi akan bergabung dengan pengusaha terbaik dari 30 negara di seluruh dunia. Mereka akan bersaing menjadi yang terbaik dalam acara tahunan pemilihan World Entrepreneur of the Year di Monte Carlo.

Djoenadi mendirikan PT Ko-nimex Karya Utama pada 1967. Konimex merupakan perusahaan yang pertama kali memasarkan obat dalam kemasan kecil (terdiri atas empat pil), yang kemudian ditiru oleh perusahaan lain. Saat ini, sayap Konimex telah melebar sampai ke Singapura, Taiwan, Malaysia, Hong Kong, dan Filipina. Jumlah karyawannya pun membengkak, dari hanya 70 orang menjadi 1.600 karyawan.

Djoenadi mengaku penghargaan yang diperolehnya sama sekali tak terduga. Dia yakin gelar World Entrepreneur of the Year bakal dapat diraih. "Kuncinya adalah 3-mu, yaitu mutu, mudah, dan murah," katanya.


"Cover both side adalah 'penampilan yang baik sesuai kenyataan'. Cover itu sampul, sampul itu sampul depan, kalau both artinya kedua-duanya."
—Ali Muchtar Ngabali, yang mengaku ahli komunikasi dan peneliti dari Universitas Indonesia dan ditunjuk sebagai saksi ahli oleh Tomy Winata dalam persidangan TEMPO versus Tommy Winata, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa pekan lalu.

"Kalau sebelum perang sudah gentar, lebih baik sang panglima mundur saja."
—Sutjipto, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, kepada wartawan di Semarang, Rabu pekan lalu, tentang ramainya upaya untuk menghadang Megawati Soekarnoputri, ketua umum partai itu, pada pemilihan presiden tahun depan.


TEMPO DOELOE

13 Oktober 1860
Foto udara pertama Amerika Serikat diambil dari sebuah balon di atas Boston.

14 Oktober 1651
Sebuah undang-undang yang melarang kaum miskin mengadopsi gaya berdandan yang berlebihan diberlakukan di Massachusetts.

14 Oktober 1911
Revolusi Cina dimulai dengan ledakan sebuah bom dan ditemukannya markas pusat revolusioner di Hankow. Gerakan revolusioner menyebar cepat di barat dan selatan Cina, yang memaksa kaisar terakhir wangsa Ch'ing, Henry PuYi, kehilangan takhta.

15 Oktober 1878
Thomas A. Edison mendirikan Edison Electric Light Co.

15 Oktober 1941
Deportasi massal pertama Yahudi Jerman ke Eropa Timur.

13 Oktober 1953
Samuel Bagno mempatenkan sebuah alarm antipencurian yang menggunakan gelombang radio.

16 Oktober 1923
Disney Company didirikan.

17 Oktober 1707
Komponis Jerman, Johann S. Bach, menikahi sepupunya, Maria Bach.

17 Oktober 1931
Pengadilan menyatakan pemimpin mafia Al Capone bersalah karena menggelapkan pajak, dan menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara.

18 Oktober 1867
Amerika Serikat resmi mengambil alih kepemilikan Alaska dari Rusia.

16 Oktober 1901
Presiden Theodore Roosevelt memicu kontroversi karena mengundang pemimpin masyarakat kulit hitam, Booker T. Washington, ke Gedung Putih.

18 Oktober 1944
Pasukan Soviet menyerbu Cekoslowakia pada Perang Dunia II.

19 Oktober 1872
Bungkahan emas terbesar di dunia—beratnya 215 kilogram—ditemukan di New South Wales, Australia.

19 Oktober 1950
Pasukan PBB masuk ke ibu kota Korea Utara, Pyongyang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus