Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Event

Kadispar NTT Siapkan Miras Sophia untuk Oleh-oleh, Ada 2 Golongan

Pemerintah Nusa Tenggara Timur berencana menjual minuman beralkohol dengan label Sophia untuk oleh-oleh.

3 April 2019 | 08.10 WIB

Pemerintah NTT segera meluncurkan minuman keras atau miras khas daerah itu yang diberi nama Sophia (Sopi asli).
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pemerintah NTT segera meluncurkan minuman keras atau miras khas daerah itu yang diberi nama Sophia (Sopi asli).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Nusa Tenggara Timur berencana menjual minuman beralkohol dengan label Sophia untuk oleh-oleh. Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Jelamu mengatakan, setelah produksinya digarap PT Nam, Sophia akan dipajang di rak-rak toko suvenir atau oleh-oleh di sejumlah kota wisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pasti akan menjadi oleh-oleh di daerah Labuan Bajo, Ende, Alor, Kupang,” ujar Marius saat dihubungi Tempo pada Selasa, 2 April 2019.

Dalam penjualannya nanti, Sophia akan dibagi menjadi dua kelas. Di antaranya kelas premium dan lokal. Menurut dia, kelas premium akan menyasar pembeli-pembeli asing, seperti Eropa dan Australia. Sedangkan kelas lokal dimungkinkan untuk turis domestik. Adapun Sophia kelas premium diklaim bakal diracik seperti wine-wine kelas dunia berkadar alkohol 45 persen.

Marius belum memperkirakan harga yang akan dipatok untuk minuman tersebut. Sebab, ia menyatakan perhitungan harga akan diakumulasi dengan biaya produksi dan pajak.

Ia berharap, Sophia akan menjadi alternatif oleh-oleh yang populer seperti wine lokal di Singaraja, Bali, yang diproduksi oleh Hatten Winery. Saat ini, produk wine Hatten, yang salah satu merek populernya bernama Two Island, telah berhasil dipasarkan baik di dalam maupun di luar negeri.

Adapun Sophia sejatinya merupakan adaptasi dari minuman alkohol lokal yang kerap disebut arak, moke, atau sofi. “Sophia berarti sofi asli,” ujar Marius. Selama ini, minuman tersebut disuling secara manual oleh masyarakat dan dikonsumsi secara luas. Karena itu, keberadaannya dilarang sebelum ada pemurnian.

Menurut pengamatan Tempo di sejumlah kota, seperti Kupang dan Labuan Bajo beberapa waktu lalu, wisatawan yang ingin mencicipi minuman Sophia itu umumnya hanya bisa menjajalnya di lokasi. Minuman tersebut tidak bisa menjadi buah tangan lantaran belum memperoleh izin.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus