Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AKSI brutal sejumlah pemuda tanggung yang gemar kebut-kebutan motor mencapai puncaknya dua pekan lalu. Pada sebuah malam awal April lalu, para jagoan jalanan yang tergabung dalam sebuah geng motor mengeroyok prajurit TNI Angkatan Laut, Kelasi Satu Arifin Sirih, 25 tahun, hingga tewas. Tewasnya sang pelaut memicu aksi balas dendam. Sepekan setelah pengeroyokan itu, sebuah geng motor tak dikenal mengamuk empat malam di Ibu Kota. Mereka merangsek ke titik-titik kumpul geng motor lain dan mengobrak-abrik lokasi kebut-kebutan remaja. Puluhan orang luka-luka. Satu pemuda tewas. Anggota geng motor ini rata-rata bertubuh tegap dan berambut cepak. Sebagian mengenakan pita kuning di lengan. Ada yang menuding mereka serdadu militer kolega Arifin. Polisi terlambat mengantisipasi situasi. Mayoritas pembaca situs berita Tempo.co menilai aparatur penegak hukum ini tak akan mampu meredam aksi-aksi kekerasan geng motor di Jakarta. Hampir 85 persen responden berpendapat senada. Apalagi jika benar anggota geng motor itu adalah segerombolan prajurit yang mengamuk. |
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo