Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

Satu Komputer, Beragam Hiburan

5 Juli 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 Sebentar lagi, peran televisi sebagai pusat hiburan keluarga bakal tergeser oleh komputer. Mesin pintar ini nantinya tidak hanya untuk bekerja, tapi juga pabrik hiburan untuk semua anggota keluarga. Ketika sang ayah bekerja dengan komputernya, pada saat yang sama komputer tersebut mengalirkan film-film seru buat sang ibu yang memelototi TV di ru-ang keluarga dan sekaligus memutarkan lagu-lagu pilihan buat sang anak di kamar tidur. Satu komputer, beragam hiburan pada saat bersamaan. Satu komputer, bisa dua monitor?satu untuk kerja, satu lagi untuk televisi.

Kemewahan hiburan seperti itu tak lagi hanya di angan-angan, karena Intel telah mengeluarkan prosesor baru: Intel 915G, 915P, dan 925X. Dengan salah satu prosesor itu, komputer benar-benar jadi si penghibur. Dengan "otak" baru itu pula komputer bisa menghasilkan suara surround 7.1 (tujuh speaker plus satu subwoofer) atau 5.1 (lima speaker plus satu subwoofer) seperti perangkat home theatre yang kini lagi laris manis.

 Menurut Budi Wahyu Jati, Country Manager Intel Indonesia, prosesor baru ini harganya tak lebih mahal dibanding Intel Pentium 4. "Cuma, motherboard (papan penggendong prosesor) harus jenis yang paling mutakhir," tuturnya. Harga komputer dengan otak baru Intel ini akan berkisar Rp 4,5 juta-6 juta.

Kisah Sekawanan Merpati

Kehidupan urban adalah sumber ilham. Tak habis-habisnya penulis mengungkapkan sisi sedih-pahit-bahagia-ironi masyarakat urban. Kali ini giliran Patrick Neate, jurnalis yang bermukim di London, yang menuangkan sepotong kisah urban dalam buku berjudul The London Pigeon Wars.

Neate, pemenang penghargaan Whitbread untuk Twelve Bar Blues (2002), banyak dipuji sebagai penulis brilian yang lihai menuangkan gagasan satiris, nyentrik, dan magis. Novel The London Pigeon, umpamanya, mengisahkan kehidupan sekelompok manusia yang ternyata tak jauh beda dengan kehidupan sekawanan burung merpati yang memeriahkan angkasa Kota London. Sementara manusia bisa bertindak edan-edanan, kaum burung juga bisa beraksi sinting, begitulah ide yang ditawarkan Neate.

The London Pigeon bercerita tentang tujuh orang di awal usia 30-an tahun dari beragam profesi: Freya yang perancang topi, Tom yang seorang guru, dan Kwasi yang penyair. Mereka bertemu dengan Murray, kawan lama yang telah menghilang selama satu dekade. Pertemuan inilah yang menjadi jembatan bagi Neate untuk menelusuri lembar demi lembar kehidupan ketujuh tokohnya. Segala karakter dan konflik yang melingkupi mereka disorot perlahan-lahan, dengan sudut pandang burung dan manusia. Sudut pandang imajinatif ini membuat The London Pigeon, pekan lalu, terpilih sebagai book of the times, The New York Times.

Penunggang Paus dari Maori

Whale Rider bukan sekadar kisah tentang penunggang paus. Lebih dari itu, film ini menceritakan kerumitan dunia yang dikemudikan kaum laki-laki, dunia yang memandang kehadiran perempuan hanya dari sudut mata. Film yang disutradarai Nick Caro ini telah tersedia dalam versi DVD.

Film ini berpijak pada legenda rakyat Maori, Selandia Baru, yang dibukukan oleh Witi Ihimarea. Alkisah, tersebutlah Pai, gadis 12 tahun yang diperankan oleh Keisha Castle Hughes (termasuk nomine aktris terbaik pada ajang Oscar 2003). Sebagai anak pertama kepala suku, Pai adalah kandidat utama penerus kepemimpinan suku Maori. Persoalannya, Pai adalah seorang gadis, yang secara adat tak mungkin menjadi nakhoda sebuah suku.

Pai tak menyerah. Gadis ini berjuang, berlatih, bertarung, dan mengasah kemampuan. Pai begitu teguh hingga akhirnya dia sanggup mematahkan tradisi, menjadi pemimpin. Dialah perempuan pertama yang sanggup menunggang ikan paus, simbol mistis bagi suku Maori.


JEJAK MAYA

www.beritabumi.or.id
Katak dan Mutu Lingkungan

Kualitas lingkungan semakin hari kian merisaukan. Di Karawang, Jawa Barat, misalnya, para ilmuwan menemukan katak-katak yang cacat, pertanda adanya akumulasi berbagai racun pestisida di tanah Karawang. Bila Anda ingin mendapatkan informasi komplet mengenai serba-serbi kualitas lingkungan, silakan mengunjungi situs www.beritabumi.or.id.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus